MEMBANGUN KERUKUNAN

Sabtu, 06 Oktober 20180 komentar

OLEH: MISBAHUDDIN

Hidup rukun memang tidak mudah didapat, jika tidak mampu mengontrol diri. Untuk mampu mengontrol diri maka diperlukan latihan membiasakan diri dengan terus berpikir yang baik. Karena terkadang permasalahan muncul dari sebuah tingkah dan ucapan yang kerap kali tidak terkontrol dengan baik. Misalkan seperti emosi, amarah, dan prasangka buruk.

Mengapa kerukunan menjadi sangat penting? Karena kerukunanlah yang menjadikan manusia damai, tentram dan tidak ada prasangka negatif. Kerukunan dimulai dari sikap diantara pribadi dalam membangun keluarga. Antara suami dan istri, orang tua dengan anak, lebih dari itu dapat rukun dengan tetangga sebelah kanan dan kiri. Lalu kemudian berkembang pada toleransi kepada sesama manusia dimanapun ia tinggal.

Tidak ada manusia yang sempurna, maka di sinilah manusia dituntut untuk terus belajar, membiasakan yang baik, berikhtiar secara istiqomah untuk terus berbuat baik. Ketika pikiran manusia masih ingin untuk berbuat baik, masih ingin untuk berubah lebih baik, maka jalan menuju kebaikan pasti terbuka lebar. Namun sebaliknya, jika sudah tidak ada keinginan untuk menjadi baik, sudah tutup mata dan telinga untuk mendengarkan hal-hal baik. Maka bisa jadi harapannya telah pupus.

Kerukunan lahir dari sebuah kesadaran pribadi, atas apa yang ia pahami sebagai manusia. Ia berbuat baik bukan karena seagama yang ia anut, bukan karena kepentingan separtai politik atau dalam satu dukungan pemimpin, bukan karena kepentingan-kepentingan apapun. Tapi apa yang ia lakukan atas dasar kemanusiaan. Atas dasar tenggang rasa terhadap sesama. Atas dasar keyakinan atas maha kasih dan sayangnya Tuhan yang sungguh lebih besar dari apa yang ia telah perbuat.

Beberapa cerminan kerukunan diantaranya, tidak pelitnya orang kaya untuk membantu manusia yang lain yang sedang kekurangan, yang sedang ada musibah dan ujian hidup, serta ia tidak memilih kepada siapa harus dekat. Yang kedua tidak pilah pilihnya seorang pemimpin, ia tidak dekat hanya kepada ustadz dan kyai saja semata, ia tidak dekat pada saudagar-saudagar kaya saja, melainkan tanpa pandang bulu semua ia dekati. Begitupun yang ketiga adalah seorang yang ‘alim dan berilmu, atau seorang ulama dan tokoh, ia tidak dekat pada pemimpin-pemimpin saja, ia terbuka pada semuanya, mampu mengayomi umat tanpa melihat stasus sosial masyarakat.

Menjadi penting bagi kita semua, untuk berusaha hidup rukun. Setidaknya sesama anggota keluarga. Kita boleh menjadi apapun di tempat kita bekerja, kita boleh menjadi apapun di tempat kita menuntut ilmu, kita boleh menjadi apapun di tempat perantauan di luar tanah kelahiran. Tapi tetap menjadi pilar pendidikan keluarga. Tetap menjadi pengayom terbentuknya keluarga yang selalu dalam kasih sayang. Selalu dalam tegur sapa kebaikan. Selalu dalam ingat mengingatkan pada hal yang baik. Pada jalan ridho Allah Swt dan Syafaat Rosulullah Saw.

Semoga kita semua mampu berusaha untuk mewujudkan hidup rukun. Semoga Allah Swt meguhkan hati kita, memberikan pandangan positif untuk berprasangka baik, memberikan jalan mudah untuk terus hadir dalam majelis ilmu. Sehingga dapat menambah wawasan pemahaman agama, kemanusiaan, dan lebih-lebih dapat mengamalkan sedikit demi sedikit ilmu yang kita dapatakan. Waallahu ‘alam bisshowab.

Denpasar, 7 Oktober 2018
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger