Daging Qurban

Sabtu, 02 September 20170 komentar

Oleh: Misbahuddin

Ketika di salah satu tempat daging berserakan dan di tempat lain tak sedikit pun ada daging. Maka jika realita seperti itu daging "qurban" tidak mendekatkan. Padahal adanya qurban yakni bisa mendekatkan kesenjangan antara yang punya dengan yang tidak punya.

Maka alangkah indah jika kita berqurban dengan memprioritaskan orang yang berhak menerima. Di perkotaan misalnya yang notabene masyarakat berkecukupan masih perlukah ia menerima daging. Keseharian yang serba masakan daging sudah membosakannya.

Sehingga ketika menerima daging qurban yang ada hanyalah dibuat pesta. Bayangkan orang-orang pedalaman misalnya, yang kesehariannya jarang-jarang makan daging. Tapi ia tidak bisa menikmati daging qurban sebagaimana orang-orang kota. Bagaimana bisa menerima daging qurban, wong orang yang berqurban pun satu atau dua orang itu kalau ada.

Orang pedalaman yang saya maksudkan ini orang-orang yang benar-benar terpencil tempat tinggalnya. Kampung yang masyarakatnya masih penghasilan ke bawah. Karena kalau saya menyebut orang desa, di desa-desa pun sekarang banyak desa yang sudah maju dengan penghasilan rata-rata per keluarga.

Betapa bijak orang yang mampu berqurban dan mampu memilih siapa yang harus dibagikan. Betapa gembiranya orang-orang pedalaman yang keseharian jarang makan daging oleh karena pasar yang jauh atau uang pas pasan lalu kemudian dikirimkan daging dari masjid-masjid yang ada di kota.

Andaikan pengurus masjid-masjid yang ada di perkotaan memberanikan diri memberikan daging qurban ke wilayah-wilayah terpencil sungguh sangat membahagiakan. Sangat berarti keberadaan daging qurban yang berserakan tadi.

Tulisan ini edisi perenungan diri.
Wallahu a'lam

Mlg, 3-2-17

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger