Merenungi Nasib Skripsi

Senin, 31 Juli 20170 komentar




Dua hari yang lalu teman-teman seangkatan di jurusan pendidikan matematika Universitas Islam Malang baru selesai ujian pertanggungjawaban atas karyanya berupa skripsi. Kebahagian terlihat dari wajah-wajah yang dinobatkan lulus sebagai sarjana pendidikan matematika. Acara penyambutan dan ucapan selamat datang silih berganti. Antara satu dengan yang lain saling bergantian mengucapkan kata “selamat dan sukses”.

Saya tersenyum melihat kegembiraan dari teman-teman yang baru lega dengan tuntasnya tugas akhir yang mereka perjuangkan. Saya pun berbahagia ketika hari Rabu tanggal 26 Juli 2017 lalu juga disambut oleh teman-teman Tabalwar. Untuk memberikan selamat atas selesainya tugas akhir saya. Ucapan terimakasih dari hati yang mendalam untuk kalian semua.

Tapi, saya jadi termenung dan memikirkan hal baru ketika saya merefleksikan hasil skripsi. Saya tidak terlalu merasa senang apalagi bangga. Entah karena saya hanya niat menyelesaikan tugas akhir atau menggugurkan kewajiban. Ada pekerjaan rumah yang belum saya tuntaskan. Benarkah krispsi yang dilakukan saya dan teman-teman akan menjadi solusi dalam pengembangan pembelajaran? Ataukah memang ini sebuah tradisi, layaknya rutinitas perguruan tinggi? Saling mencontoh dari karya terdahulu. Saat ini mencontoh tahun-tahun kemarin. Dan tahun yang akan datang akan mencontoh tahun ini dan seterusnya.

Tentu pembaca akan tahu jawabannya, ketika melihat tumpukan skripsi di rak perpustakaan yang semakin tahun semakin menumpuk. Bahkan di salah satu univertsitas tetangga, hasil skripsi dicetak dalam ukuran A5, karena sudah tidak ada ruang di rak perpustakaannya. Kalaupun misalkan terpaksa harus dipajang di rak buku perpustakaan, maka karya-karya beberapa tahun sebelumnya harus dikeluarkan entah kemana melayang. Dibakar atau ditimbang ke rongsokan?

Sangat tragis, ketika saat ini saya harus mengumpulkan dengan biaya sekian. Kemudian 10 tahun yang akan datang nasib tulisan saya ini akan dibakar dan dibuang karena kapasitas rak semakin menumpuk. Suatu saat akan menjadi arang dan debu.

Tapi Alhamdulillah, zaman modern berbasis teknologi setidaknya hasil karya kecil ini bisa tersimpan di komputer atau di google drive. Sehingga aman dari hilangnya data walaupun nasib tetap tidak ada yang baca. Wallahu ‘alam bisshowab
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger