Ngajilah, Nak!

Selasa, 07 Maret 20170 komentar

Sumber foto:  arti-hidup.blogspot.com
 
Teringat ketika masih kanak-kanak dulu, ibu dan bapak selalu mendidik untuk rajin pergi ke surau (langgar tempat mengaji Al-Quran atau TPQ). Sekali saja tidak ke langgar langsung pukulan dan ancaman datang bertubi-tubi. Ancaman yang paling saya ingat. Mun tak ngajiyeh jhek tedung eroma reyah, tedung ka kandeng sapeh (Kalau tidak mau ngaji ke langgar jangan tidur di sini, sana tidur ke kandang sapi). Begitu keras pendidikan yang orang tua tanamkan. Karena orang tua yang tidak terlalu bisa mengaji tidak mau terulang lagi pada anak-anak dan keturunannya. Saya pun bersama teman-teman dididik oleh Almarhum kyai Ahmad Sya’rani guru sepuh ngaji di kampung.

Proses mengaji saya bisa dibilang lebih cepat daripada teman-teman yang seumuran. Bahkan ketika saya sudah di tingkat Al-Quran saya lebih fasih dari teman-teman yang lebih tua 5-6 tahun di atas saya. Bagi saya karena saya dididik untuk rajin dan ulet dari kedua orang tua. Di langgar yang diasuh oleh Kyai Ahmad ini sistem mengajinya bermula dari mengeja alif fathah A – alif kasroh I- alif dhommah U kemudian A-I-U yang ditulis menggunakan kapus putih di papan hitam. Baru setelah ini fasih bisa langsung ikut tadarus.

Selain pembelajaran Al-Quran, di langgar biasanya disuruh belajar bersama setelah Isya, lebih-lebih mau menjelang ujian di Sekolah yang masuk pagi atau mau menjelang haflatul imtihan di Madrasah Diniyah yang masuk sore. Beranika ragam santri yang dibaca, mulai dari kitab-kitab turos, buku-buku di sekolah, bahkan ada yang menghafalkan hafalan yang ditugasi ustadz di Madrasah Diniyah. Jadi mengaji sekaligus belajar banyak hal. Pada malam jumat biasanya membaca tahlil dan mengaji yasin dan waqiah bersama. Sedangkan pada Jumat pagi mengaji surah Al-Kahfi. Malam selasa mengevaluasi doa-doa harian, bacaan-bacaan sholat dan praktik sholat janazah. Selasa pagi mengaji surah-surah munjiyat yang terdiri dari 7 surah.

Sistem belajar ngaji di kampung tidak sama dengan ketika saya mengajar TPQ di kota walaupun sama-sama di pulau Madura. Pembelajaran Al-Quran di kampung lebih cepat dan lebih tepat dari pada di Kota. Cepat karena mengaji diantara maghrib dan isya dan lebih tepat karena ditambah setelah subuh, jadi santri di kampung bermalam di langgar dan baru pulang sekitar pukul 06.00 WITA pagi. Tapi kalau di kota sewaktu saya menjadi siswa Madrasah Aliyah dan waktu itu sudah mengajar TPQ, santri hanya mengaji setelah Maghrib dan setelah sholat Isya para santri pulang ke rumah. Itu pun sudah menggunakan buku Iqra tanpa papan tulis lagi.

Dua sistem pembelajaran dalam satu kabupaten ini sangat dirasakan perbedaan hasil kefasihan dan kelancaran mengajinya, mulai dari makhorijul hurufnya, tajwidnya, dan kelancaran menyambung antar satu ayat ke ayat berikutnya. Lain lagi dengan sistem pembelajaran Al-Quran saat saya menjadi mahasiswa di Kota Malang. Santri TPQ di kota Malang mengaji Al-Quran pada waktu setelah Asar sampai menjelang Maghrib, jadi santri tidak merasakan sholat berjamaah di tempat belajar mengaji. Ilmu lain seperti doa-doa wudhu, sholat, doa harian terkadang jarang diprogramkan. Santri datang hanya sekedar belajar mengaji setelah itu pulang lagi.

Dinamika pembelajaran Al-Quran yang bervariasi ini mempunyai dampak besar pada ketepatan dan kefasihan mengaji. Manakah yang lebih baik dan manakah yang seharusnya mendapatkan evaluasi agar lebih baik, bisa kita lihat sendiri dari pemaparan di atas. Tapi yang terpenting selagi kita meyakini bahwa agama yang kita anut adalah agama yang berpedoman pada kitab Al-Quran, maka didiklah anak-anak, saudara-saudara, teman-teman, dan para generasi untuk mengaji. Semoga kita semua diberikan kekuatan oleh Tuhan untuk melanjutkan para guru sepuh yang telah mewariskan alif-ba’-ta’. Untuk kita amalkan dan ajarkan pada anak-anak dan generasi kita. Wallahu a’lam bisshowab.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger