Kembalinya Ruh Detak Aksara

Senin, 06 Maret 20172komentar



http://misbahuddinalmutaali.blogspot.com/2017/03/kembalinya-ruh-detak-aksara.html

sumber foto: rumahcerdasbalita.blospot.com


Malam itu jam 21:49, tiba-tiba saya mendapatkan pesan WhatsApp dari Ali sebutan akrabnya Kancil yang berisi “siap sinau lagi? Detak Aksara”. Saya pun menjawab pesan itu jam 0:15 dengan singkat “monggo monggo”. Percakapan ini membangunkan saya dari tidur panjang selama ini yang sudah mulai jauh dari baca buku dan diskusi (sinau bareng konco-konco). Banyak kesibukan yang selalu saya jadikan alasan, entah urusan akademik, urusan pribadi, urusan sosial dan urusan-urusan yang tak perlu diurus.

Ruh budaya baca dan diskusi memang perlu dan seharusnya kita hidupkan dimana pun dan kapan pun. Lebih-lebih kesempatan dan waktu luang masa muda ini masih bersama kita. Forum sinau Detak Aksara sebelumnya memang pernah ada, kurang lebih berjalan satu setengah bulan. Forum yang tidak formal ini mengajak teman-teman pecinta pena, pecinta buku, pecinta literasi, pecinta aksara untuk bertukar pikiran dan tidak untuk menyatukan pendapat. Memperkaya wawasan dan mengenal banyak sudut pandang bukan untuk berpikir satu arah.

Forum yang tempatnya kodisional ini akan mengupas tuntas berbagai tema menarik. Salah satu contohnya yang akan dibahas pada perkumpulan pertama di hari ahad nanti tentang “perempuan”. Tema ini diangkat oleh Supriadi sebagai pemantik sekaligus pengantar obrolan. Ia seorang calon sarjana pendidikan bahasa inggris Unisma. Apakah ada hal menarik dari kata “perempuan”? mengapa harus perempuan yang menjadi bahasan pemula? Siapa seorang bernama “perempuan” itu?

Itulah tema yang akan diobrolkan pada hari ahad tanggal 12 Maret jam 15.30. harapan para pecinta aksara ini tentu bisa jadi istiqomah dan konsisten dalam belajar. Komitmen harus menjadi pilar utama. Berapapun personil, berapapun yang datang, dan berapapun yang ingin belajar kita harus ciptakan budaya istiqomah. Adanya budaya dan tradisi yang maju dibangun dari pilar komitmen dan konsisten pada yang apa yang menjadi tanggung jawab hidup. Kita punya kewajiban untuk menyibukkan dengan belajar melalui membaca maupun diskusi. Bisakah kita beralasan “maaf saya lagi sibuk sinau”.

Sungguh eman sisa kehidupan yang mungkin tidak lama lagi dari kita ada yang berkomitmen menggapai cita-cintanya. Pulang kampung jadi guru, ke daerah orang jadi karyawan, ke pulau orang berjualan, dan bahkan ke negara orang jadi TKI atau menetap di kota ini jadi jurnalis, budayawan, sastrawan dan barangkali jadi sibuk dengan menulis ribuan buku dan mengisi seminar-seminar. Tidak bisa dipungkiri dari itu semua pasti  ada pilihan hidup akan kita hadapi.

Apa yang dapat kita jadikan bekal, seberapa siap, dan seberapa banyak buku yang kita baca? Kesibukan kecil saja sudah menyita waktu membaca, bagaimana dengan kesibukan-kesibukan besar nanti masih menyisakan waktu apa tidak? Maka jawabannya tidak jauh dari apa yang ada pada diri kita saat ini. Jika hari ini kita peduli pada buku, maka masa-masa yang akan datang pun tidak jauh berbeda. Karena komitmen dan kekonsistenan sudah menjiwai dalam diri kita. Semoga dengan bangkitanya Detak Aksara ini menjadikan hidup kita lebih suka pada budaya ilmu. Wallahu a’lam bisshowab.
Share this article :

+ komentar + 2 komentar

7 Maret 2017 pukul 15.59

Aku ikut boleh kah..

9 Maret 2017 pukul 18.57

Monggo... untuk semua orang tanpa syarat. Tanpa memandang jabatan.

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger