Kepada Sang Ibu Tercinta

Rabu, 21 Desember 20160 komentar



http://misbahuddinalmutaali.blogspot.com/2016/12/kepada-sang-ibu-tercinta.html

Kepada Sang Tercinta

© “IBU” ©
Di kampung halaman

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.

Melirik awan biru yang begitu anggun akan kelembutannya mengingatkanku akan sosok pemberi kasih sayang itu. Kasih sayang yang dibalut dengan hangatnya cinta darimu membuatku seakan ingin selalu dalam pelukanmu. Ucapan bibir pertamaku yang memanggil sosokmu yang mulia. Engkau wahai syurgaku. Tempat air mata rinduku berlabuh.

Ibu. Sang cinta pertamaku. Apa kabarmu wahai cintaku. Adakah kau baik-baik saja di sana. Maafkan diriku yang menyakitimu. Maafkan diriku yang membuat awan sang syurgaku teriris pilu.

Bu, tak banyak yang kucurahkan di lembaran hampa ini. Aku hanya ingin mengabarkan bahwa kau tidak perlu khawatir akan diriku. Anak durhaka yang selalu membuatmu menangis. Bahkan untuk menulis sebuah kata rinduku untukmu sempat terhalang oleh aliran air mata ini. Maafkan aku bu.

Bu. Boleh diriku bernostalgia akan kita dulu. Disaat aku masih dalam pelukanmu. Disaat kau mengatakan padaku bahwa aku adalah hidupmu. Kau mengecupku dengan kasih sayang terbesar yang kuterima. Mengatakan pada semua orang bahwa aku adalah anakmu. Dan menjadi penolongmu di akhirat sang ilahi. Itu membuatku seakan-akan menjadikanku anak durhaka. Yang nyatanya sekarang diriku membuatmu susah, menyakitimu, dan mengecewakanmu dengan keras kepalanya diriku. Tapi apa yang kau lakukan. Kau hanya tersenyum melihat anakmu ini, menyimpan kepedihanmu sendiri dengan menegarkanku akan jalan ini.

Bu. Akankah kau juga ingat saat kau melepaskan aku untuk pergi dalam mengejar cita-citaku dan cita-citamu. Kau memelukku dengan erat, terus mengecup kepalaku seakan tak ingin melepasku pergi. Tapi apa yang ku lakukan. Aku hanya mencoba tegar. Bukankah diriku sangat jahat padamu. Dan sekarang hati rasanya dililit rindu akan sosokmu wahai syurgaku. Akan senyummu dan tutur katamu.

Bu. Ku rasa hanya sampai di sini surat ini ku tulis. Hanya surat ini yang sampai di sini bu. Dan bukan akan rasa rinduku yang selalu tercurah untukmu dan cintaku akan sang bidadariku. Do’aku selalu untukmu, untuk pahlawanku dan untuk para kurcaci-kurcaciku. Yang kututur setiap mengahadapi sang Ar-rahman. Hai cinta, aku mencintaimu karena Allah.

Salam rindu dari anakmu
Misbahuddin
Malang, 22-12-2016




Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger