Antara Cita-cita dan Kebutuhan

Sabtu, 03 Desember 20160 komentar





Setiap insan manusia di dunia ini pada dasarnya ingin menjadi orang yang berguna, saya yakin ketika kita bertanya kepada seorang kanak-kanak yang sudah bisa berbicara, apa cita-citamu? jika tidak ingin dikatakan tidak mungkin maka jarang rasanya kalau ada yang menjawab: "ingin jadi pembunuh pak!, atau ada yang bilang: "ingin jadi pencuri", dan yang paling tidak mungkin: "jadi Koruptor, kayaknya bagus deh". Jawaban yang paling banyak yang pasti keluar dari mulut si Kecil: "Ingin jadi Dokter, Insinyur, Guru, Pendeta, Ustad, Jenderal" bahkan sering kita dengar ada yang punya cita-cita jadi Presiden.

Jadi bisa saya tarik kesimpulan bahwa setiap kita manusia diciptakan untuk tujuan yang baik dan pada dasarnya semua manusia ingin menjadi Pribadi yang baik yang berguna bagi orang lain. Persoalan kemudian yaitu ternyata tidak semua kanak-kanak tersebut ketika dewasa dan sudah bisa menentukan nasibnya sendiri bisa menjadi seperti yang mereka cita-citakan.

Tidak salah mungkin jika waktu Kecil si A ingin jadi Dokter, eh ternyata waktu dewasa dan bekerja menjadi Guru yang bersuamikan Dokter, mungkin jadi Dokternya ngak kesampaian tapi si A tak perlu bersedih karena dia jadian dengan Dokter. Begitu juga si B, mungkin dahulu bercita-cita jadi Tentara setelah dewasa jadi Pengusaha peralatan dan perlengkapan Militer, yang paling menyedihkan yaitu ketika si C yang pada awalnya bercita-cita menjadi Pendeta atau Ustad, eh… ngak tahunya saat dewasa jadi Pembunuh bayaran atau pecandu narkoba.

Memang benar banyak faktor yang menentukan apakah kelak kita akan berhasil ataupun gagal, bisa menggapai keinginan atau cita-cita masa kecil kita atau tidak. Faktor-fakor atau hal-hal yang bisa menentukan masa depan kita diantaranya yaitu: Ekonomi keluarga kita masing-masing, Sosial atau keadaan Lingkungan tempat tinggal kita atau tempat pergaulan kita, Budaya dimana daerah tempat kita di besarkan, Pendidikan yang kita terima semenjak kanak-kanak, dan yang tak kalah penting yaituAgama sebagai landasan Moral yang sedikit banyak juga bisa menentukan siapa kita di masa yang akan datang dan tentunya berbagai faktor lainnya.

Sebelum terlambat bagi kita yang mungkin masih punya kesempatan untuk mengubah nasib dan keadaan kita menjadi lebih baik, saran saya mari kita belajar bukan hanya dari semua orang yang sudah sukses, yang sementara sukses atau yang hampir segera sukses, tapi juga kita harus belajar dari mereka yang sudah gagal, sementara gagal dan mungkin akan segera gagal. Atau tanpa pergi jauh-jauh atau mencontoh orang lain, mungkin kita bisa melihat keluarga dekat kita, sahabat kita atau juga diri kita sendiri. Tapi intinya yaitu setiap orang harus belajar bukan hanya dari orang yang sudah sukses saja, bahkan orang yang gagalpun bisa menjadi “tauladan” bagi kita sehingga kita menjadi tahu bagaimana menjadi orang yang sukses dan apa saja yang harus kita lakukan sehingga kegagalan tidak kita alami.

Dan satu hal juga yang harus kita ingat bahwa kadangkala kita harus megalami kegagalan demi kegagalan, sebelum menuju pada kesuksesan itu sendiri. Ingatlah bahwa kesuksesan bukan hanya berbicara harta yang melimpah ataupun kedudukan yang tinggi tapi kesuksesan adalah ketika kita bisa menjadi orang yang berguna bagi orang lain. Satu lagi Poin penting yang harus kita tanamkan dalam diri kita yaitu bahwa TUHAN MENCIPTA KITA UNTUK TUJUAN YANG MULIA DAN PADA DASARNYA KITA DICIPTAKAN MENJADI PRIBADI YANG BERGUNA.

Salam…



Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger