ONE BIGFAMILY OF TABALWAR IN BENGKUNG

Sabtu, 06 Februari 20160 komentar

http://misbahuddinalmutaali.blogspot.com/2016/02/one-bigfamily-of-tabalwar-in-bengkung.html

ONE BIGFAMILY OF TABALWAR IN BENGKUNGHari itu adalah hari terahir  kita menjalani perkuliahan semester III. Sebelum kita berpisah dalam satu bulan lebih tujuh hari, maka kami keluarga ICP PAI 2014 yang biasa disebut tabalwar menulis sejarah indah bersama di Pantai Balekambang sambil berbagi bersama adik-adik panti asuhan di Gondang Legi. Liburan panjang yang indah dan penuh makna inspirasi memberikan gairah semangat kuliah untuk mengawali perkuliahan di semester IV. Hari demi hari group WA of tabalwar menemani proses libur yang tak pernah sepi dengan salam senyum penuh semangat dari kita keluarga besar fahslud dauli.

Satu bulan kemudian tibalah hari dimana kita tak kuasa menahan tangis rindu untuk bersatu dalam pelukan “peluuuk tabalwar”. Satu februari sebagai moment awal untuk start belajar di semester IV. Senin berlalu berganti selasa, selasa berlalu berganti rabu dan begitulah seterusnya. Taaruf dengan para dosen baru menorehkan tinta semangat baru dalam jejak perkuliahan selama empat bulan ke depan. Tugas-tugas sudah mulai terdaftar rapi dalam catatan kertas kecil kita. Hati mulai bergembira disambut para tugas kuliah yang seakan mengunci memori untuk fokus pada sebuah retorika target sukses belajar semester IV.

Sebuah awal yang baik dalam mengawali semester yang terangkum dalam 24 sks itu kita member of tabalwar berinisiatif menulis jejak kebersamaan keluarga tabalwar di pantai batu bengkung. Rencana yang terangkum dalam rapat di bu jagung itu membuahkan hasil untuk camping together di pantai yang desir ombaknya menuai dahaga rindu dan mutiara yaitu pantai Batu Bengkung. Catatan yang tersurat dalam rihlah ini memberikan makna filosofis akan kebersamaan yang sudah mulai bangkit.

Tepat hari jumat sebagai hari sayyidul ayyam rintik-rintik hujan membasahi bumi kampus yang berjulukan ulul albab. Rasa resah gelisah termindset dalam pikiran kita, masihkah kita akan berangkat menuju tenda kebersamaan di tepi pantai, ataukah hanya tinggal rencana belaka. Sebuah kalimat indah terkirim dalam WA of Tabalwar “apapun yang terjadi, kita tetap berangkat, dengan hujan perjalanan kita akan berarti, dan dengan angin perjalanan kita akan bermakna, angin dan hujan adalah sahabat sejati layaknya kita satu keluarga di ICP”.  Kalimat ini membuat kita bersikeras dengan bergegas menuju irasojrem tempat biasa kita berkumpul.

Satu mobil cokelat sudah tiba di sebelah masjid putih Insan Karim. Para member satu persatupun mulai tampak wajah gembira untuk mengikrarkan perjalanan kebersamaan kita. Setelah sebagian berkumpul dalam satu pelukan tabalwar, kita pun menyusul mobil yang satunya yang telah dua jam menanti di sebelah masjid at-Tarbiyah.

Adzan asarpun berkumandang di masjid kebanggaan UIN MALIKI diiringi lagu-lagu indah yang bernada rintik-rintik hujan yang semakin deras, sejenak kita membasuh muka untuk menghadap sang ilahi dalam presensi shalat asar. Beberapa menit kemudian kita semua sudah pada siap untuk chek it out dengan dua mobil sejati warna hitam dan cokelat. Dengan berucap bismillah kita pun berangkat menuju pertapaan di tepi pantai Batu Bengkung. Perjalanan adalah perjuangan, dan perjuangan adalah proses, dan setiap proses terdapat hikmah dan pelajaran, terdapat ujian dan tantangan, terdapat kemudahan dan kesulitan.

Tamasya yang membutuhkan waktu kurang lebih tiga jam dalam jarak 90 Km itu kita lewati dengan penuh aral dan rintangan. Hujan deras yang membasahi jalanan membuat mobil seakan menghalangi langkah kita untuk sampai pada tenda kebersamaan dengan berbantal ombak dan berselimut angin. Kita selalu ingat pada pepatah “berakit-rakit dahulu berenang-renang kemudian”. Di pertengahan malam yang sepi dan hening, di sebuah jalan menanjak dan berbelok, satu dari mobil kita yang berwarna hitam  tiba-tiba terdengar suara pintu mobil belakang terbuka tanpa ada yang membuka, sehingga mengakibatkan sebagian barang bawaan kita terjatuh. Namun, kejadian ini memberikan kesan inspirasi pada kita untuk tetap berhati-hati dan berwaspada.

Jalanan itu semakin menanjak dan kita seakan-akan ada di puncak dengan ketinggian kurang lebih 500 km  diatas permukaan laut. Kabut asap sangat mengganggu perjalanan malam kita, dalam jarak pandang kurang lebih dua kilometer, dengan belokan tajam berliku-liku, kita sangat berhati-hati. Shalawat ala syekhermania pun dengan serempak dan kompak terlantunkan dalam mobil.  Demi sebuah keselamatan bersama, bisa tiba dan kembali lagi dengan sehat dan selamat.

Tidak lama kemudian perjalanan kita tiba disebuah jalan lumpur yang menantang untuk terus bersemangat menuju sebuah kebersamaan dalam sebuah tenda kebahagian. Rintangan-rintangan itu kita lewati dengan disertai doa dan shalawat sehingga akhirnya dengan berucap alhamdulillah pada jam 10.00 kita tiba di pesisir impian yaitu pantai Batu Bengkung. Dengan semangat yang bergelora, dan torehan impian yang tertuang, kita bangun tenda dengan semangat gotong royong. Satu sama lain bahu membahu, wujud sukarela ini adalah warisan kita yang berasal dari berbagai daerah yang bertempat di sebuah desa-desa kecil Indonesia.

Dengan kekompakan yang luar bisa dari member of Tabalwar dua tenda selesai dengan waktu kurang lebih 15 menit. Rasanya raga ini perlu disegarkan kembali dengan shalat maghrib dan isya. Sebagai wujud pengabdian seorang hamba kepada Allah robbul alamin. Dengan bergantian ada yang menjaga tenda dan juga ada yang shalat terlebih dahulu. Setelah dalam waktu yang tidak lama lagi, kita semua berada dalam satu lingkaran diantara dua tenda. Ditemani bunga api berwarna keemasan menjadikan pandangan kita dalam satu kekuatan. Sambil makan malam bersama, kita bergembira dengan serbuan asap-asap tak berdosa.

Perutpun pun kenyang, hatipun senang. Saatnya kita bergembira bersama dalam untaian musik bahagia, ditemani jagung bakar keharmonisan, dan ketela kesejahteraan. Penulis pun menuai mimpi imajinasi diluar logika malaikat dengan lelap di gazebo, angin-angin malam dengan bahagia menyelimuti canda tawa kesunyian. Bunyi-bunyi hentakan ombak dengan batunya yang membekung menjadi alunan musik yang terdengar indah.

Tak terasa waktu mulai pagi, setelah dari jam ke menit dan kemudian berubah ke detik waktu itu pun terasa begitu cepat. Kita pun dipanggil nurani untuk shalat subuh menghadap sang kuasa pemilik alam semesta Allah SWT. Tak lama kemudian fajar mulai tersenyum menyapa kita “hai tabalwar bagaiamana kabar kalian disini, senang tidak..? Kita pun menjawab melalui foto bersama dengan melompat bersama berpelukan bersama dalam balas senyum bahagia kepada sang surya.

Dalam jejak waktu yang penuh sejarah untuk trip and advanture maka kita menuju sebuah pantai batu leppek disebelah bukit dari tenda kita. Dengan melewati jalan menanjak dan menurun, ada lumpur dan juga ada karang, dalam satu tarikan nafas kebersamaan, di perjalanan ini kita penuh solidaritas tinggi satu sama lain. Kepalan tangan tabalwar dari yang lain membantu tangan tabalwar yang takut dan khawatir dalam mendaki jalan yang sangat licin itu. tangan tabalwar menjadi barisan dalam satu perjuangan, kalian memang saudara yang tidak hanya seiman, tapi saudara dalam satu impian dan perjuangan.

Perjalanan yang penuh solidaritas ini mengajarkan kita untuk kuat dalam segala hal, dan berani dalam menghadapi mindset-mindset yang membuat kita terkubur oleh mintal ketidakbisaan. Bahwa pada hakikatnya kita adalah bisa. Pengalaman yang penuh humanistik ini menjadi satu-satunya moment catatan cerita kita di keluarga tabalwar.

Proses pendakian bukit yang menantang kita itu membuahkan hasil sempurna sehingga akhirnya kita bersama dalam satu tongsis kamera untuk berteriak bersama dan melompat bersama dipantai putih diantara dua batu indah yang mengawal kebahagian kita, disini semua member of tabalwar menyuarakan bahwa kita adalah one big family. Dengan teriakan penuh impiris kita berbahagia bersama dalam tatapan mata membentuk tulisan ICP. Sebuah ikrar yang sama menuju langit biru sebagai impian yang tinggi kita.

Setelah raga ini mulai memberikan kode untuk beranjak meninggalkan tempat yang indah itu, satu persatu mulai bersiap siaga untuk bergegas kembali ke tenda penginapan kita. Dengan tetesan air mata yang tersimpan dalam desir ombak tempat kita bermain bersama, kita pun berucap goodbye batu bengkung. Tabalwar pulang dulu. Terima kasih atas semua kenangan indah yang kita bangun disini, tabalwar peluuuukk emmmuuuuaaaacchhhhh....Semoga selamat sampai tujuan. wallahualam
http://misbahuddinalmutaali.blogspot.com/2016/02/one-bigfamily-of-tabalwar-in-bengkung.html


Bali, 07-02-2016

Misbahuddin
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger