KONTINUITAS DAN DISKONTINUITAS AGAMA-AGAMA SEMITIK

Kamis, 01 Oktober 20150 komentar


http://misbahuddinalmutaali.blogspot.com/2015/10/kontinuitas-dan-diskontinuitas-agama.html
KONTINUITAS DAN DISKONTINUITAS AGAMA-AGAMA SEMITIK
Penulis : MISBAHUDDIN
(Penceramah : Dr. Abd. Muqsith Ghazali)

KONTINUITAS DAN DISKONTINUITAS AGAMA-AGAMA SEMITIK - Banyak ulama yang berkata bahwa Islam datang tidak sepenuhnya dengan syariat baru. Pendapat ini misalnya dikemukakan oleh seorang ulama seperti Fakhruddin Ar-razi. Bahwa di dalam periode mekkah syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah syariat Nabi Nuh.

Pendapat ini tidak sepenuhnya keliru karena Al-qurtubi pun mendasarkan pandangan ini kepada sebuah ayat di dalam al-quran surat Al-‘ala yang artinya “sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab terdahulu (18) yaitu kitab-kitab Ibrahim dan Musa (19).

Al-qurtubi memberikan penjelasan dari ayat ini bahwa apa yang tercantum di dalam al-quran tidak sepenuhnya baru. Sebagian besarnya menyangkut prinsip-prinsip dasar ajaran islam. Sudah banyak dilakukan, sudah banyak diterapkan, dan dibawa oleh Nabi-nabi sebelumnya.

Shalat pun bukanlah syariat yang baru dan unik yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW. Karena Nabi sebelumnya sudah membawa syariat shalat. Begitu juga dengan zakat. Begitu juga dengan puasa. Itu berarti kehadiran syariat Islam bukan untuk membatalkan syariat-syariat sebelumnya.

Di dalam Al-quran dinyatakan bahwa kehadiran syariat islam itu adalah Al-quranul karim. Berfungsi untuk “membenarkan apa yang ada dalam kitab taurat dan apa yang ada dalam kitab injil”. Rosulullah SAW diperintahkan oleh Allah SWT untuk berkata “katakan muhammad aku bukanlah yang pertama”. Itu berarti Nabi Muhammad bukanlah orang yang pertama. Bukanlah pula Nabi  pertama yang membawa dasar-dasar pokok ajaran islam. Seperti shalat, zakat, puasa, haji, dan ajaran tauhid.

Kehadiran Nabi Muhammad dengan syariatnya lebih banyak berfungsi melakukan kontekstualisasi terhadap sejumlah syariat-syariat sebelum Islam. Yang dipandang sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman. Misalnya syariat Nabi Musa. Ketika seseorang bajunya terkena kotoran cicak maka cara membasuhnya bukan dengan air. Tapi dengan cara menggungtingnya. Syariat ini kemudian dibatalkan oleh Nabi Muhammad bahwa tidak boleh menyucikan najis dengan cara menggungitng kain tapi dengan cara mencucinya dengan air.

Begitu juga syariat Nabi Adam yang sebelumnya membolehkan melakukan pernikahan sesama saudara kandung. Syariat ini pula dibatalkan. Dengan demikian dalam syariat Islam ada yang berfungsi sebagai syariat kontinuasi. Merupakan bablasan, merupakan kelanjutan dari syariat-syariat sebelumnya.

Tapi dari fungsinya yang lain adalah sebagai diskontinuiasi. Yaitu membatalkan dari syariat-syariat yang tidak relevan dengan perkembangan zaman. Dengan demikian kehadiran nabi Muhammad, atau kehadiran syariat islam bukanlah sebagai ancaman tehadap agama-agama sebelumnya. Bukan ancaman terhadap agama yahudi. Bukan ancaman terhadap agama kristen.
Karena Nabi Muhammad dalam menjalankan syariat islam lebih banyak merupakan melanjutkan dari syariat-syariat sebelumnya. Kalau begitu penjelasannya. Maka seharusnya antara agama yahudi, agama islam, dan agama kristen bisa saling bekerjasama, bisa saling berdialog untuk menumbuhkan semangat kebersamaan.

Karena dari tiga agama ini lahir dari satu nenek moyang yang sama yaitu nabi Ibrahim. Misalnya ketika terjadi penaklukkan kota mekkah. Banyak patung yang dihancurkan oleh orang-oang Islam. Kemudian ada tiga patung yang diselamatkan oleh Nabi yaitu patung Nabi Ibrahim, patung Nabi Musa, patung Bunda Marya, bahkan juga ada yang berkata patung Yesus Kristus Nabi Isa.

Seraya menyelematkan patung-patung itu. Nabi Muhammad berkata “tidak ada orang yang paling dekat hubungan kekerabatannya, hubungan persaudaraannya ketimbang dengan orang-orang ini lebih dari persahabatan, lebih dengan kedekatanku kepada mereka”.

Itu berarti kedekatan Nabi Muhammad dengan agama Yahudi, dengan agama Kristen, bukan hanya kedekatan dari sudut doktrin dan ajarannya. Tapi juga kedekatan dari sudut persaudaraan. Dengan demikian marilah kita menyatukan agama-agama semitik seperti agama yahudi, agama kristen, dan agama islam untuk bersatupadu di dalam menggerakkan semangat kebersamaan sesama keturunan Nabi Ibrahim.



Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger