Surat untuk Yayasan Kalifa Nusantara

Sabtu, 02 Maret 20190 komentar

Tertanda: Suara Guru MI Kalifa Nusantara
Penulis: Misbahuddin

Kami mengucapkan terimakasih yang tiada terhingga, atas arahan dan didikan yang selalu diberikan kepada kami. Atas support semangat dan motivasi yang tiada henti. Kami merasa sangat bangga berada di keluarga ini. Keeratan, persaudaraan dan kerukunan yang nilainya tidak terbatas. Atas pengayoman kepada kami yang masih belajar menjadi guru. Atas perhatian yang begitu tulus kepada kami yang masih jauh dari ekspektasi guru yang profesional.

Kami merasa bahagia dan nyaman menjadi bagian dari lembaga Yayasan Kalifa Nusantara ini. Lembaga yang mengedepankan kepedulian, kemanusiaan dan ke-Indonesiaan. Lembaga yang membimbing untuk lebih maju, memfasilitasi ruang untuk terus belajar dan mengembangkan keprofesionalan kami.

Terlepas dari segala kekurangan dan kemampuan yang masih terbatas. Kami tentunya akan terus belajar dan meningkatkan semampu tenaga kami sebagai manusia biasa. Kami masih dangkal pengalaman dalam pengembangan pendidikan. Maka dengan saling bahu membahu, InsyaAllah lembaga ini ke depan akan lebih gemilang. Fasilitas atas suara dan aspirasi para guru harus menjadi prioritas utama. Karena beliaulah para guru yang dekat dengan siswa dan para orang tua.

Kami minta maaf dengan penuh hormat. Atas segala kekurangan dan kekhilafan. Segala sikap yang membuat nama lembaga ini kurang berkenan di masyarakat. Khilaf dan kelupaan kami sebagai manusia. Atas segala perhatian dan bimbingan kepada kami InsyaAllah seiring berjalan waktu, kami akan terus berbenah.

Kami mungkin tidak seperti Ki Hadjar Dewantara yang mengabdi dengan begitu tulus pada perguruan taman siswa, tidak seperti Tan Malaka yang merintis sekolah rakyat, atau mungkin Kartini yang berjuang pada pendidikan perempuan. Kami adalah guru modern, yang begitu banyak tantangan global dan zaman, dan kami menjadi bagian penting dari pola pikir dan sikap siswa dan generasi ke depan. Maka menjadi penting bagi kami untuk terus dibimbing dan difasilitasi atas kompetensi kita.

Bandug Mawardi dalam buku Pendidikan: Tokoh, Makna dan Peristiwa (2014) mengatakan bahwa sejarah guru adalah ejawantah pengabdian. Hidup menjadi guru itu memenuhi panggilan hidup. Tema guru terus mengandung pengharapan dan absurditas. Pengharapan terkait pemartabatan guru dan implikasi dalam progresivitas pendidikan di Indonesia. Curiga bertaburan saat peran dan makna guru ada di tepian pesimisme. Pemenuhan misi mengabdi dilakoni meski diterpa derita dan kesusahan. Guru ada di persimpangan nasib: kemuliaan atau penderitaan. Nasib turut dipengaruhi oleh politik pendidikan ala negara dan kuasa pasar.

Keberadaan lembaga Yayasan Kalifa Nusantara akan memberikan warna baru dalam dunia pendidikan modern.  Atas kerjasama yang terus terjalin diantara kita. Atas saling support yang menjiwai kita. Atas kerukunan dan persaudaraan yang terus tercipta. InsyaAllah beberapa tahun yang akan datang, kami akan mewujudkan bersama tujuan dan cita-cita besar lembaga ini. Mencetak generasi berkarakter atas landasan Iman dan Taqwa untuk menjadi bekal pada pendidikan berikutnya.

Kami tengadahkan doa bersama. Semoga Allah SWT menjadikan persaudaraan sejati sampai kelak di akhirat, atas bakti kita pada pendidikan anak-anak bangsa. Semoga Allah SWT menerima segala bentuk ibadah kita ini. Semoga Allah SWT menguatkan hati kita ketika lemah. Membangkitkan semangat saat kita mulai lelah. Membukakan pikiran baru saat kita mulai membeku. Semoga Allah SWT menjadikan murid-murid kita Sholih dan Sholihah. Anak yang diharapkan banyak orang.

Wallahu a'lam
Denpasar, 2-Maret-2019

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger