Pengawas Ujian Dilarang Membawa Buku

Selasa, 29 Mei 20180 komentar

Oleh: Misbahuddin

Terasa sedikit aneh, jika membawa buku bagi pengawas ujian dilarang. Peraturan ini dibuat oleh yang berwenang untuk semua pengawas US-BD/BN tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) di bawah naungan departemen Agama. Saya mengetahui langsung peraturan ini ketika saat itu saya mengikuti pembekalan pada hari Kamis 19 April 2018 di aula MIN 1 Kota Malang.

Saya dan teman-teman delegasi MI Yaspuri juga menandatangani pakta integritas untuk mematuhi segala aturan-aturan yang telah dibuat. Termasuk di dalamnya aturan dilarang membawa alat komunikasi ke dalam ruang ujian, membawa koran dan larangan membawa buku.

Tujuan yang mereka (para pembuat kebijakan) paparkan agar siswa merasa nyaman ketika mendapat pengawasan ujian. Tidak terganggu oleh pengawas yang  membaca buku. Pengawas ruang dituntut fokus melototi setiap gerak gerik siswa.

Mungkin untuk larangan membawa alat komunikasi masih wajar dan masuk akal. Karena memang hal itu tidak nyaman dipandang oleh siswa yang sedang mengerjakan soal. Karena kalaupun mau membaca bacaan-bacaan bermanfaat, pastinya anggapannya adalah bermain gadget.

Nah, beda dengan membaca buku. Sama sekali bagi saya tidak mengganggu. Di samping sangat bermanfaat dalam mengisi waktu selama kurang lebih satu sampai dua jam. Dan siswa pun lebih rileks dan enjoy. Tidak tegang karena dipelototi tiada henti. Karena namanya siswa MI dilihat pengawas saja sudah dredeg. Apalagi pengawasannya tidak ramah, murah senyum dan bersahabat.

Maka izinkan saya melanggar aturan yang satu ini. Izinkan saya membawa buku untuk saya baca menunggu siswa sampai selesai mengerjakan soal. Karena sangatlah sayang, waktu terbuang sia-sia dalam menunggu.

Kalaupun saya membawa buku, tidak mengurangi tugas dan tanggungjawab untuk mengisi segala form yang perlu diisi. Mulai dari daftar hadir, berita acara, dan lainnya. Sesekali saya memeriksa lembar jawaban siswa mulai dari kebenaran identitas dan ketepatan arsiran.

Andaikan juga boleh usul, biar siswa tidak membuang waktu dalam menunggu bel berbunyi tanda boleh keluar kelas, alangkah lebih baik dipersilahkan membawa buku bacaan. Entah itu komik, novel, dan bacaan-bacaan lain. Karena sangat kasian sama siswa, durasi dua jam sangatlah panjang. Sedangkan mereka selesai dalam waktu satu jam.

Eman-eman waktunya, terlihat wajah siswa yang sudah bosen melihat soal yang mereka sendiri banyak tidak paham. Duduk seperti orang gelisah. Tulisan ini ditulis setelah mengawasi di ruang MD.02 MI Al-fattah. Semoga bermanfaat.

Malang, 23 April 2018

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger