Pengabdi Pendidikan Bangsa

Senin, 15 Januari 20180 komentar


Tidak banyak orang menyukai profesi keguruan, sebuah profesi yang tugasnya seakan begitu-begitu saja. Padahal amanah dan tanggung jawab yang ia emban begitu mulianya. Sangat disayangkan bagi pemuda-pemuda saat ini yang ia memiliki bakat untuk mengajar dan mendidik tapi ia tidak menyukai profesi sebagai guru. Karena baginya, menjadi guru gajinya kecil dan tidak cukup untuk biaya hidup sehari-hari. Padahal, sungguh Allah SWT maha kaya, kuasa yang Allah SWT berikan kepada kita tiada terkira. Sampai saat ini pun, detik ini kita masih mampu beraktifitas atas kuasa Allah SWT.

Memang, hidup ini saling mengisi antara satu manusia dengan manusia yang lain. Jika semua menjadi guru, tentu tidaklah mungkin. Karena diantara satu dengan yang lainnya saling membutuhkan. Tapi kalimat sebagaimana kalimat di muka tidak akan ada perkembangan pesat kemajuan negeri ini jika kita sebagai pemuda tidak bergerak dari pendidikan.

Bagi saya, menjadi guru itu penuh tantangan. Penuh dengan perjuangan. Semakin kita ingin mengabdi maka cobaan bertubi-tubi. Tidak perlu khawatir, selagi ikhlas mengamalkan ilmu, menjadi seorang guru yang mengajarkan murid-murid dengan penuh kasih sayang maka ia tidak akan susah hidupnya. Keberkahan setiap hari akan ia rasakan dengan sendirinya. Ada banyak cerita fakta yang telah kita ketahui bersama, yang bisa kita baca dari kisah hidup guru-guru sepuh kita, kyai kita, dan guru-guru ngaji kita.

Rasulullah sebagai guru pertama di dalam Islam, bertugas membacakan, menyampaikan dan mengajarkan ayat-ayat Allah (Al-Qur’an) kepada manusia, menyucikan diri dan jiwa dari dosa, menjelaskan mana yang halal dan mana yang haram, serta menceritakan tentang manusia di zaman silam, mengaitkan dengan kehidupan di zaman yang akan datang.

Tugas guru dalam proses belajar mengajar berfungsi sebagai :
1.      Motivator (pendorong)
2.      Reinforce (pemberdaya)
3.      Instruktur (pelatih)

Seorang guru/ pendidik bukan hanya bertanggung jawab menyampaikan materi pelajaran kepada murid, tetapi juga membentuk kepribadian mereka sehingga bernilai tinggi. Guru adalah orang yang menunjukkan jalan mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Oleh karena itu, selayaknya guru memusatkan perhatian dan tenaganya untuk mencapai tujuan ini, baik sewaktu mengajar ilmu agama maupun ilmu-ilmu keduniaan.

Interaksi belajar mengajar antara murid dan guru dalam dunia pendidikan dewasa ini kurang mendapat perhatian dari semua pihak. Penyebabnya adalah guru sering tidak mampu tampil sebagai figur yang pantas diteladani di hadapan murid, apalagi berperan sebagai orang tua. Karena itu, sering kali guru dipandng dan dinilai oleh muridnya tidak lebih hanya sebagai orang lain yang bertugas menyampaikan materi pembelajaran karena dibayar.

Bagaimana seorang guru dapat membawa, mengarahkan, membimbing dan menunjukkan muridnya kepada pendewasaan diri sehingga menjadi manusia yang mandiri dan bertanggung jawab ? oleh karena itu, wahai guru, perhatikan segala persyaratan profesimu, perankanlah dirimu di hadapan anak didikmu sebagai orang tua, junjung tinggilah tugas muliamu, jangan sampai lengah menanamkan nilai kepada muridmu.

Dalam kegiatan mengajar, seorang guru hendaknya menggunakan cara yang simpatik, halus, tidak menggunakan kekerasan, cacian, makian dan sebagainya. Dalam hubungan ini seorang guru hendaknya jangan mengekspos atau menyebarluaskan kesalahan/ kekurangan muridnya di depan umum, karena cara itu dapat menyebabkan anak didik memiliki jiwa yang keras, menjadi menentang, membangkang dan memusuhi gurunya. Hal ini dapat menimbulkan situasi yang tidak mendukung terlaksananya pengajaran yang baik.

Dari sini semakin tampaklah bahwa profesi guru sangat menentukan hidup suatu bangsa. Kejayaan atau kehancuran suatu bangsa boleh dikatakan sangat tergantung pada keberadaan guru-guru yang membidani lahirnya generasi muda. Seorang guru hendaknya pandai dalam mendorong muridnya.

Menjadi guru adalah pekerjaan yang sangat mulia, karena guru adalah pewaris pekerjaan Rasulullah SAW. Hal ini disebutkan dalam salah satu hadist Nabi: “Sesungguhnya saya diutus ke dunia ini untuk mengajar.”. Karena itulah para ulama’, para Kyai senantiasa menyempatkan diri untuk mengajar dan mendidik para santrinya. Hal itu karena adanya dorongan untuk mengikuti jejak Rasulullah, dan jauga meneruskan apa yang menjadi cita-cita Rasulullah SAW, yakni: Innama buitsu liutammima makarimal akhlak, “Sesungguhnya aku diutus ke bumi ini untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak”

Guru menjadi pekerjaan yang sangat mulia, karena apa yang dikerjakan guru memiliki nilai sosial yang tinggi dalam membentuk masyarakat, dengan memberikan sumbangan ilmu melalui generasi penerus bangsa. Itu sebabnya ustad ditempatkan pada porsi yang luar biasa, guru dalam pandangan orang Jawa dipandang sebagai sosok yang bisa digugu dan ditiru bahkan sebutan “pahlawan tanpa tanda jasa”, disematkan kepada diri para guru. Begitu mulianya pekerjaan seorang guru, hingga Sayyidina Ali r.a. menyampaikan pesan: “Hormatilah gurumu walau ia hanya mengajarimu satu ayat.”


wallahu 'alam
Malang. 16 Januari 2017
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger