Emak

Senin, 02 Oktober 20170 komentar

Oleh: Misbahuddin

Sebuah sebutan untuk seorang yang paling berjasa dalam hidupku. Ia walaupun tidak mengandungku, tapi dengan sabar dan tabah membesarkanku. Sampai aku sedewasa ini.

Bukan waktu yang singkat. Sekitar 23 Tahunan lamanya memberikan perhatian penuh kepadaku. Mendidik, menyekolahkan, memberi fasilitas hidup, mulai dari makan, uang saku, pakaian, bahkan barang-barang mainan.

Dalam doa heningku, aku selalu teringat wajahmu yang semakin tua. Semakin banyak lupa. Dan semakin tidak sehat. Tapi hatimu, mengasihi dan menyayangiku tak pernah sakit. Tak pernah tua, dan tak pernah lupa.

Betapa besar pengorbananmu selama ini. Kau rela tidak makan yang enak-enak, demi menabung untuk kau kasikkan kepadaku. Kau tidak peduli apapun, entah malu, entah takut diejek, jika semua itu demi kebutuhanku.

Tetesan air mataku semakin deras. Rintihan doaku semakin merdu. Untukmu seorang ibu yang tanpa mengandungku tapi membesarkanku.

Kau memang tidak bisa berbahasa Indonesia. Kau memang tidak pernah tau namanya sekolah. Kau memang tidak bisa berbahasa Indonesia, ketika teman-temanku datang berbahasa Indonesia. Yang kau tau hanyalah motong rumput untuk kau beri makan sapi. Yang kau tau hanyalah nanam tanaman sesuai musimnya.

Sama sekali aku tidak malu dengan semua itu Mak.

Tapi kau sangat tahu, bagaimana hatimu merasa ketika anak-anakmu tidak sekolah. Tapi kau tahu, bagaimana kau bisa bahagiakan anakmu ini. Dan kau sangat tahu, bagaimana mengubah hidup anakmu agar lebih baik hidupmu. Dan kau sangat mahir menahan perih dan sakit demi anak-anakmu bahagia.

Emak.... andai ibu yang mengandungku masih hidup. Betapa seneng ia melihat belaian kasih dan sayangmu kepadaku. Ketika kelahiranku dulu, dan saat Ibu kandungku sakit, tak ada orang yang mau mengangkatku sebagai anak. Tapi dengan niat tulus dan ikhlasmu, kau rela mengangkatku sebagai anak.

Dekapan kasihmu, seakan melebihi kepada anakmu sendiri. Rintihan rindumu seakan tiada bandingannya untuk siapapun. Rasa kekhawatiranmu setiap perjalananku terkadang membuatmu sakit dan nangis.

Sungguh Mak, apa yang bisa aku balas kepadamu. Aku tidak tahu dengan cara apa. Aku masih sangat buta ilmu. Aku masih sangat tuli pengetahuan.

Bait-bait doaku masih terlantun syahdu. Jangan khawatir Mak. Allah tidak pernah tidur. Walau kau buta aksara. Walau kau tidak tahu caranya berdoa bahasa Arab. Walau kau tidak tahu amalan-amalan bahasa Arab. Bahkan kau sudah lupa dan terbata-bata mengaji Al-Qur'an.

Allah maha tahu segala sesuatu. Harapan dan keinginanmu dalam hatimu yang paling dalam, sudah didengar sama Allah mak. Bahkan sudah Allah kabulkan. Betapa rasa syukur kita ini kepada Allah. Atas segala nikmat yang Allah berikan kepada kita.

Wallahu a'lam
Malang, 2 Oktober 2017

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger