Belajar dari Kesalahan

Kamis, 03 Agustus 20170 komentar




Pagi ini Jumat 4 Agustus 2017 seperti biasa saya membersihkan karpet masjid dengan mesin penyedot debu. Selama proses penyedotan, saya mulai terpikir dengan diri saya sendiri yang setiap waktu penuh khilaf dan dosa. Jika debu yang nempel saja disedot bagaimana dengan penyakit hati yang sudah bertumpuk ini.

Manusia, selain mahluk yang di dalamnya terdapat salah dan benar juga diberi hati pemaaf dan memaafkan. Kita terutama saya, akan banyak belajar dari kesalahan hidup sehari-hari. Baik dalam hidup berteman, bercinta, berkeluarga, bermasyarakat dan lebih-lebih sama beragama.

Ketika yang lain dalam kesalahan, maka kita akan memberikan maaf. Karena kita tahu, bahwa kesalahan orang itu bisa jadi tidak sengaja diperbuat. Karena karena fitrah dari sifat manusiawinya. Tapi kesalahan dalam konteks keseharian kita ada dua, pertama kesalahan yang disengaja dan yang kedua kesalahan yang tidak sengaja.

Dari dua macam kesalahan tersebut, implementasinya dalam hidup ini ada dua jalan. Yaitu jalan hidup pengabdian bersama Tuhan dan jalan bersosial bersama sesama manusia. Tuhan dengan belas kasihnya, memberikan maaf dan ampunan bagi semua manusia yang benar-benar insaf dari kesalahan dan kelalaian dalam perintahnya.

Apalagi kita manusia, sudahkah kita berbuka hati pada kesalahan teman yang ia perbuat dengan kita. Toh pada hakikatnya, kalaupun kita dendam tidak membuat hati ini tenang apalagi nyaman. Yang ada gelisah dan tidak menentu. Maka salah satu menyedot hati ini yang mulai kotor dengan memaafkan orang lain, agar kita juga dimaafkan. Di samping dengan dzikir hati sesuai amalan kita masing-masing.

Ketika belajar dari kesalahan, tentu peluangnya sedikit untuk mengulanginya. Semua orang hidup pernah salah, tapi bisakah kita belajar dari kesalahan yang kita buat itu. Jika ada orang tetap tidak berubah dari kesalahan yang ia buat, maka ia belum belajar sepenuhnya.

Satu contoh misalnya ketika mengerjakan soal matematika. Akan lebih mahir mengerjakan soal lagi ketika tahu kesalahan sebelumnya. Dan pastinya kesalahan itu tidak akan diulang agar jawaban berikutnya bernilai benar. Konteks ini juga berlaku dalam kehidupan.

Tulisan ini memeperingatkan saya untuk terus berbaik sangka, berbaik hati, dan terbuka hati untuk memberikan maaf dan meminta maaf kepada orang lain. Di samping itu, untuk memberikan teguran kepada saya atas kesalahan-kesalahan yang telah berlalu. Salah yang saya buat baik disengaja maupun tidak disengaja, semoga pembaca memberikan maafnya kepada saya. Salah yang telah berlalu lamanya, yang mungkin baru diketahui sekarang dari pembaca, saya pun dengan penuh kerendahan hati untuk meminta maaf.

Jumat yang barokah ini, saya sengaja tidak mengangkat tema yang saya susun kemarin. Karena tema ini sangat penting buat saya. Sebagai bahan atau wasilah bisa lebih wasapada dan selalu instrospeksi diri. Semoga penulis dan pembaca yang budiman dapat mengambil ibrah dan hikmah dari kesalahan yang telah berlalu. Selamat beraktifitas di hari Jumat yang barokah ini. Wallahu ‘alam bisshowab.

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger