Sumbangsih Ide dalam Skripsi

Selasa, 11 April 20170 komentar


 
sumberfoto:arieuntari.web.id
Sudah hampir dua bulan kisah skripsi masih dalam imajinasi, belum tampak wujudnya. Menulis memang bukan untuk mengejar target tapi menikmati prosesnya. Harus pelan-pelan untuk terus mengalah pada waktu. Ada banyak ilmu dan pengalaman ketika mencari buku dan kemudian dibaca untuk dikutip dalam skripsi. Tapi seberapa jauh dapat memahaminya. Seberapa jauh dapat menghayatinya. Dan seberapa jauH dapat mengembangkannya. Lebih-lebih tahu seberapa penting dalam kehidupan selanjutnya bahkan generasinya. Semua itu masing-masing dari kita yang mengerti.

Waktu terus berjalan, tak terasa sebentar lagi jabatan kemahasiswaan akan berakhir. Sebagai orang yang dianggap akademisi akan dicabut. Entah kemudian beralih sebagai sarjana pengangguran ataukah sarjana karir ataukah sarjana berprofesi. Walaupun itu penting sama sekali tidak perlu dipikirkan melebihi dari memikirkan sejauhmana kita sudah belajar dan hasil apa yang kita peroleh.

Proses tugas akhir dalam penulisan skripsi memang mengandung banyak perdebatan. Sekian mahasiswa pertahun yang lahir dari perguruan tinggi masih sedikit yang mampu terjun dalam pengembangan keilmuannya. Oleh karena apa yang ia kembangkan terutama dalam penulisan skripsi hanyalah formalitas tugas akhir. Sebuah tugas terakhir dari serangkaian tugas-tugas kuliah. Jika tugas ini layaknya tugas-tugas kuliah sebelumnya, maka banyak kalangan mahasiswa beranggapan “tugas yang paling baik adalah tugas yang selesai”, begitu pun hal ini terjadi dalam skripsi.

Apa yang terjadi dengan pernyataan itu? Maka target utama penulisan skripsi adalah selesai. Sehingga yang ada tidak peduli prosesnya berjalan dengan baik, tidak peduli apakah penulisan dan penyusunannya sesuai etika kepenulisan, dan akhirnya tidak peduli apakhah hasilnya bermanfaat dan berguna.

Bagi saya jangan takut untuk berimajinasi dan menyumbang sumbangsih ide dan pemikiran dalam penulisan skripsi. Jangan banyak menjiplak. Jangan pula mengkliping. Walaupun tori-teori yang kita angkat adalah pemikiran ahli dan itu menjadi syarat utama dalam kajian yang kita paparkan, kita pun mengambil secukupnya. Apalah gunanya disampul tertera nama kita yang itu kemudian dianggap karya pribadi, sedangkan sama sekali kita tidak menyumbang tulisan sedikit pun.

Etika kepenulisan tetap menjadi prioritas utama melalui pedoman masing-masing perguruan tinggi. Jalan penting yang harus dijalani adalah tidak melanggar etika kepenulisan dan pedoman yang ada dalam perguruan tinggi. Maka jangan sampai takut menulis apa yang menjadi pola pikir kita. Justru kita dianjurkan untuk menganalisis sejauh mana hasil kita membaca untuk kemudian tertuang dalam tulisan yang kita susun.

Sebagai seorang akademisi harus pandai memadukan dan mengambil poin penting dari berbagai kutipan yang orang paparkan. Disinilah kita bisa memberikan pemikirannya. Semoga kita dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan baik. Wallahu alam bisshowab
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger