SEKOLAH TAK LAGI JADI PENJARA

Minggu, 19 Maret 20170 komentar




Setelah kemarin saya mendapat tanggapan dari teman kompasianer yang sama sekali saya tidak mengenalnya bahwa tulisan yang saya uploud sama sekali tidak sesuai pemikiran dia. Saya mengapresiasi karena sudah mau membaca tulisan yang saya aploud. Saya mengucapkan terimakasih banyak semoga dengan menanggapi tulisan saya bisa jadi hubungan silaturrahim dalam bertukar ilmu.

Beberapa alasan yang ia lontarkan sebagai tanggapan atas ketidak setujuan dengan apa yang saya pikirkan. Saya kira sesuatu yang wajar, apalagi hanya berbeda pendapat pada masalah pendidikan formal. Di luar itu manusia sebagai mahluk sosial selalu mempunyai sudut pandang yang berbeda yang tidak bisa dipaksa sesuai kehendak orang lain.

Pikiran saya pun kembali terbuka lagi setelah membaca tanggapan yang begitu kritis dan sepertinya dalam keadaan marah. Saya jadi terpikir dengan apa yang tanggapi bahwa sebenarnya sekolah itu surga bukan lagi jadi penjara. Baginya sekolah satu-satunya jalan memutus rantai kemiskinan. Sekolah memberikan berbagai materi pelajaran artinya memfasilitasi dari apa yang dibutuhkan siswa. Walaupun tidak semua orang setuju dengan pendapat ini.

Ada banyak sekolah yang memang tidak jadi penjara bagi para siswa oleh karena sistem pendidikan di sekolah tersebut diakui dapat membuat siswa nyaman belajar. Guru-gurunya dikagumi dan disukai. Metode dan media pembelajarannya menarik dan tidak membosankan. Sekolah yang demikian itu biasanya sekolah yang siswanya berada pada tingkat ekonomi menengah ke atas. Karena sekolah dikelola secara internal tanpa campur tangan uang negara.
Sekolah yang saya maksud itu, mampu membayar para pengajar dengan gaji tinggi, sehingga seleksi yang diterapkan juga begitu menantang. Tenaga-tenaga kependidikan di sekolah tersebut juga didatangkan dari berbagai ahli yang mampu mengatur dan selalu memperbaiki kinerja sistem sekolah. Guru-guru yang berkompeten dan kreatif inilah yang kemudian membuat siswa nyaman belajar.

Untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) rata-rata siswa menjawab dapat menyukai pelajaran tertentu disebabkan karena guru yang mengajar disukai. Pastinya hal ini juga menjadi jawaban para siswa di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Ketika siswa menyukai gurunya maka apa yang ia ajarkan juga akan disukai. Melalui pemilihan guru yang seperti ini akhirnya semua siswa menganggap bahwa belajar di sekolah tidak lagi jadi penjara.

Sekolah di tempat yang lain memang kadang memprihatinkan ketika tenaga pendidik banyak tidak kompeten. Apalagi sampai hal yang demikian, terkadang ada sebagian sekolah yang kekurangan tenaga pendidik dan ada sebagian yang lain kelebihan pendidik dan anehnya di tempat lain banyak sarjana keguruan yang menganggur. Tentunya kualitas tenaga pendidiklah yang akan menjadi nilai baik buruknya pembelajaran pada siswa. Kualitas di sini dapat diartikan dalam berbagai aspek. Misalnya punya kemampuan empat kompetensi yang mumpuni. Kreatif dan inovatif. Mengerti kemauan dan kemampuan setiap siswa.

Saya tidak lagi menyalahkan sistem pendidikan yang ada di Indonesia, tidak lagi hanya bisa menulis menyampaikan aspirasi, karena saya akan dikira orasi tanpa aksi. Saya ingin bernarasi dengan apa yang terjadi dan memberikan solusi sejauh mana saya mampu. Kinerja bimbingan dan konseling tentu juga akan memberikan pengaruh dan sumbangsih pemikiran agar di sekolah dapat terjadi pembejalaran yang tidak memenjarakan buat siswa. Walaupun beranika ragam hidangan mata pelajaran siswa pun akan menanggapinya dengan senang hati. Wallahu a’lam bisshowab.

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger