Kembali Ke Gubuk Semula

Selasa, 21 Maret 20170 komentar




Pengalaman tahun sebelumnya masih membekas di benak kenangan. Suasana ketenangan dan kemakmuran batin seakan menjadi bagian dari hidup yang tak terpisahkan. Solidaritas langsung bersama masyarakat menjadi pembelajaran yang mendewasakan. Hidup penuh nikmat dengan berbagai rejeki datang silih berganti. Saya merasa bahwa kebahagian ruhaniah itu sederhana.

Tinggal di ruang pojok masjid tidak sekedar memberikan aura religusitas melainkan memegang tanggung jawab moral. Tanggung jawab yang mengajarkan untuk terus berkonsultasi kepada tuhan melalui media masyarakat. Ketika diri ini dipercaya untuk mendiami ruang berdimensi ruhani itu, tentu akan menerima atas segala kebodohan yang menyatu dengan otak dan tubuh ini. Dengan segala keterbatasan ilmu dan perilaku maka saya pun hadir untuk mewakili pemuda yang saat ini mulai jauh dari tempat ini. Pemuda yang seakan begitu bangga dengan keilmuannya dan menyepelekan aspek yang mensejahterakan masyarakat.

Sekilas memang dilema untuk berbuat baik dalam bidang ini. Salah seorang berkata buat apa kau tinggal di tempat ini, kau juga belum tentu diterima oleh Tuhan jika ada niatan berbeda dari hatimu. Seseorang yang lain pun berkata anda beruntung masih bersedia menempati tempat ini, ketika saat ini mulai kritis spritualitas di kalangan pemuda. Dua pernyataan itu saya menanggapinya dengan sebuah senyum perenungan. Bahwa itulah manusia, bertindak dan bertingkah tidak lepas dari dua aspek positif dan negatif. Aspek respon dan kritik. Aspek apresiasi dan komentar. Tapi biarlah tuhan yang menilai, manusia sama sekali tidak sedalam pengetahuan tuhan untuk mengetahui hatinya apalagi hati orang lain.

Saya menyadari bahwa saya dikembalikan tuhan ke tempat semula. Dimana waktu itu masih bersih dari pikiran kotor seperti yang pikiran yang menghantui saat ini. Perjalanan hidup saya memang tidak lepas dari sebuah tempat yang dikunjungi orang minimal lima kali dalam 24 jam. Mulai dari pendidikan dasar sampai kemudian pendidikan tinggi raga dan jiwa ini memang menyatu dengan tempat yang membuat orang tenang dan nyaman.

Harapan dari hati kecil ini, semoga dengan jalan terang yang ditunjukkan tuhan untuk terus mengingat-Nya bisa menjadikan pribadi yang lebih dekat dengan-Nya. Hati yang begitu kotor penuh noda dan dosa. Hati yang begitu gelap karena tak pernah memahami firman-Nya. Mungkin dengan kembalinya ke tempat yang Tuhan sediakan bisa menjadikan saya lebih baik, lebih cinta ilmu untuk wasilah ibadah.

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger