Pendidikan Melestarikan Tradisi

Jumat, 31 Maret 20170 komentar



sumber foto: opiniartikel.kampung-media.com

Indonesia dikenal dengan masyarakat yang kaya dengan adat istiadat. Sebuah tradisi yang sudah mengakar dan turun temurun dari nenek moyang. Di berbagai wilayah  di Indonesia masih banyak masyarakat pedalaman yang kental dengan berbagai adatnya masing-masing seperti halnya di Rimba. Di sana pendidikan bermula dari gagasan Sokola Rimba yang didirikan oleh Butet Manurung atau yang lebih akrab dikenal Saur beberapa tahun yang lalu. Jika membaca perjuangan seorang Saur dalam mengabdi sebagai perintis pendidikan di Rimba maka akan berpikir bahwa seharusnya praktik pendidikan untuk anak-anak masyarakat adat menyatu dengan adat yang berlaku, bukan malah menjauhkan mereka dari tradisi.

Bagi Marlina Manurung mendidik anak-anak masyarakat adat tidak bisa dengan mempraktikkan langsung apa yang ada dalam buku teks. Melainkan seorang pengajar harus mampu terlebih dahulu mengenal bahasa daerah atau bahasa lokal setempat agar bisa memasukkan konten pendidikan kepada siswa. Bahasa menjadi hal penting dalam proses pembelajaran. Karena dengan bahasa guru dapat memahami kondisi lingkungan tempat siswa dibesarkan dan menggabungkannya ke dalam materi pembelajaran sehingga dapat tercipta proses yang unik.

Namun, yang terjadi saat ini masih banyak guru yang gengsi menggunakan bahasa daerah atau bahasa lokal, apalagi guru-guru relawan yang masuk ke pedalaman. Sehingga kedatangan mereka banyak ditolak oleh masyarakat setempat oleh karena bahasa yang meraka gunakan terlalu mengedepankan apa yang ia mampu, bukan apa yang siswa mampu, dengan begitu siswa merasa kesulitan belajar. Dari fakta ini maka banyak guru yang belum menangkap dan menjiwai keberadaan budaya lokal yang begitu kaya di Indonesia.

Kemampuan guru dalam mengasah budaya dan bahasa lokal salah satu dari contoh kompetensi pedagogis. Guru yang mampu memahami teori pedagogisnya secara baik maka akan memaksimalkan praktik di lapangan secara baik dan unik. Untuk meningkatkan praktik di lapangan maka perlu adanya reformasi lembaga pendidikan tenaga kependidikan, materi guru praktik mengajar di berbagai masyarakat harus dipertajam.

Pendidikan di masyarakat adat menjadi gambaran sebagai refleksi dari proses pembelajaran yang berlangsung di perkotaan selama ini. Karena kekhasan pembelajaran dari masyarakat perkotaan dan masyarakat adat sangat berbeda jauh. Pemahaman ini menjadi inovasi tersendiri untuk saling mengembangkan sesuai diamana guru mengajar, dimana guru mengabdi, dan dimana guru tinggal.

Sebagai pengalaman yang disampaikan teman saya yang saya baca lewat bukunya bahwa “pendidikan membuka wawasan anak-anak masyarakat adat agar mereka bisa mengetahui hal-hal yang ada di luar wilayah mereka”. Semakin bertambah wawasan dan ilmu mereka maka akan semakin padan mereka mengambil manfaat dari perkembangan dunia. Kepekaan guru terhadap dalam menangkap apa yang terjadi di sekitar menjadi kunci utama dalam memajukan masyarakat pedalaman.

Melestarikan budaya dan tradisi bukan berarti memuseumkan masyarakat adat, melainkan memastikan nilai-nilai luhur tetap ada dan terjaga. Bagaimanapun juga pendidikan menjadi jalan utama untuk memberikan sumbangsih jauh dari ketertinggalan. Pendidikan dikatakan oleh sebagian menjadi jalan untuk memutus rantai kemiskinan. Pendidikan yang dimaksud disini tidak dimaknai sempit dalam lingkup pendidikan formal yang kita kenal. Melainkan proses pembelajaran dan kesadaran diri untuk merubah dan terus belajar. Wallahu a’lam bisshowab
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger