Belajar dari Kisah Dua Bapak Petualang

Sabtu, 04 Maret 20170 komentar



http://misbahuddinalmutaali.blogspot.com/2017/03/belajar-dari-kisah-dua-bapak-petualang.html
sumbergambar: berbagaigadget.com

Kemarin saya bersama teman ta’ziyah ke rumah orang tua Abah Man, seorang bapak yang menjadi tuan rumah saat saya KKM di UIN Maliki Malang. Saya berta’ziah atas meninggalnya ibu beliau beberapa hari lalu allahummaghfirlahu. Tidak disangka ada dua orang bapak yang menyambut dan menemani saya di ruang tamu. Saya belum sempat bertanya siapa nama dari bapak dua bapak ini. Tapi yang jelas mereka seorang bapak yang mempunyai pengalaman menarik dengan kisah hidupnya.

Sebut saja bapak A, beliau bercerita dengan kisahnya saat menjadi tukang bakso di Bali dan saat pernah kerja di Madura. Kebetulan saya dari madura dan teman saya dari Bali. Si bapak A ini bercerita tentang lika-liku menjadi tukang bakso di Bali. Pesan yang saya tangkap salah satunya, beliau tidak mencari untung besar dari setiap apa yang ia kerjakan, lebih baik untung kecil yang penting barokah. Mengapa dia berkata demikian? Karena yang terjadi saat ia bekerja, banyak hal yang mengganggu pikiriannya mulai dari lingkungan yang tidak bersahabat dan situasi yang tidak mendukung.

Bapak A ini punya semangat dan tekad kuat. Di Madura waktunya lebih singkat dari pada di Bali. Baginya Madura dan Bali tidak mempunya perbedaan besar. Lain halnya dengan cerita dari bapak B, seroang adik dari Abah Man. Beliau punya pengalaman menjadi petualang Nusantara. Mulai dari Aceh sampai Papua. Baginya seorang berpendidikan tinggi belum tentu bisa menikmati luasnya Nusantara ini. Seorang bapak yang berprofesi sebagai pekerja besi ini, mengakui bahwa pekerjaannya tidak terlalu berat tapi mengungtungkan besar, yang terpenting ulet dan telaten ditambah kreatif.

Bapak yang bekerja enam bulan di Madura dan delapan tahun di Bali memberikan cerita menarik. Ia memberikan perpaduan dari apa yang ia dapat di Madura dan Bali. Seorang bapak yang berwawasan sosial, punya kepekaan budaya, dan rasa ingin tahu yang tinggi membuat ia bercerita panjang lebar. Orang Bali dan Madura baginya punya khas sendiri, tetapi juga punya kesamaan yang terikat. Mengapa dari tadi serba Madura dan Bali, karena kebetulan saya dan teman dari dua daerah itu. Jadi wajar saja pembahasannya terkait dua daerah yang dikenal dengan kaya budaya.

Pesan moral dari cerita panjang yang ia paparkan salah satunya “pergilah kemana saja yang kita mau, kenalilah sejarahnya, tradisinya, dan budayanya. Jangan hanya uang saja yang bisa dibawa pulang, pengalaman dan wawasan pengetahuan baru harus juga dikantongi. Kerja keras, keberanian dan tekad yang ia contohkan dari orang madura sebagai penguasa dunia menjadi jalan sukses yang ia jadikan kunci utama.”

Dua bapak yang sekarang tinggal di kampung Sukolilo ini sudah merasa pensiun untuk menjelah menjadi perantau dari dunia kerjanya. Mereka lebih indah dengan menikmati masa tuanya di kampung yang masih asri dengan tanaman, subur dari tumbuhan, dan kampung sapi perah. Mereka akan menikmati masa tua dengan kebahagian yang ia rasakan bersama keluarga.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger