Bisakah dan Siapkah Jadi Pendidik?

Rabu, 11 Januari 20170 komentar



http://misbahuddinalmutaali.blogspot.com/2017/01/bisakah-dan-siapkah-jadi-pendidik.html

Saya menempuh pendidikan di dua perguruan tinggi yang semuanya di fakultas Keguruan dan Pendidikan. Menandakan bahwa mau tidak mau saya akan dicetak menjadi pendidik. Satu kampus mengajarkan saya untuk menjadi pendidik dari mata pelajaran Matematika dan satunya mengajarkan untuk menjadi pendidik dari mata pelajaran Agama Islam. Dua tempat dalam satu rumpun keilmuan ini tidak pernah termimpikan sebelumnya. Semua itu berjalan tak menentu dari waktu ke waktu sampai akhirnya buntu di satu waktu.

Maka pertanyaan berikutnya bisakah saya menjadi pendidik yang diharapkan oleh peserta didik? Apakah kompetensi saya sudah cukup untuk disalurkan ke peserta didik? Kalau sudah siap sejauh mana kemampuan saya memberikan pengajaran terbaik sesuai keinginan peserta didik? Sudah siapkah saya tidak mengeluh ketika bertemu dengan karakteristik yang punya keinginan berbeda? Bisakah saya melayani dengan penuh kasih sayang tanpa pilih kasih? Solusi-solusi apa yang dapat membuat peserta didik senang dan selalu rindu untuk kita ajari lagi?

Di dua perguruan tinggi tempat saya belajar, pertanyaan-pertanyaan itu tidak ada dalam mata kuliah. Dari situlah kita perlu mengasah secara otodidak dengan berbagai cara kita masing-masing.

Untuk menjadi seorang yang hebat merupakan keinginan dari setiap orang. Namun hebat dari segi apakah itu yang membedakan orang yang satu dengan orang yang lainnya. Sebagian besar orang ingin menjadi hebat karena mereka berkeinginan untuk dapat bermanfaat bagi satu sama lain. Sebagai warga indonesia langkah apa yang dapat kita ambil sehingga kita bisa menjadi orang yang hebat dan bermanfaat bagi sekeliling kita?

Pengaruh lingkungan sekitar menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pemikiran dan pola hidup seseorang. Kita yang hidup di dalam sebuah masyarakat akan lebih baik jika pandai dalam memilih dan menyaring pengaruh dan informasi yang datang kepada diri kita. Hal pertama yang penting untuk kita lakukan yaitu meningkatkan kualitas diri kita, baik dalam pengetahuan, berorganisasi, bermasyarakat, dll. Untuk meningkatkan kualitas diri, maka kita harus menjadi pribadi yang bersifat terbuka dan menerima kritikan maupun saran yang ditujukan kepada kita. Penilaian yang diberikan orang kepada kita dalam bentuk kritikan dan saran tersebut dapat membantu kita dalam menilai apa yang ada dalam diri kita, sehingga mampu mengintropeksi diri menjadi lebih baik.

Dalam pendidikan, bukan merupakan proses yang mudah untuk dijalani. Banyak kendala yang nantinya akan dialami tiap masing-masing orang, mereka yang tidak menanamkan niat yang ikhlas dalam mencari ilmu maka hanya akan berhenti di jalan karena suatu alasan yang sepele yakni bosan dengan belajar yang begitu-begitu saja.

Pendidikan merupakan sebuah proses dari masa kanak-kanak sampai dewasa sehingga dapat memberikan pengaruh dalam suatu negara di masa depan, yakni sebagai pelajar dan menjadi generasi bangsa. Pelajar yang sukses sering kali dikaitkan dengan sebuah prestasi yang cemerlang, tinggi, dan genius. Saya pun tidak mengerti kenapa pelajar harus seperti itu, lalu bagaimana dengan pelajar yang biasa-biasa saja tetapi mampu melewati berbagai proses dalam belajar.

Berbicara mengenai pendidikan, jenjang pendidikan yang saya tempuh mulai dari TK dan saat ini saya menjalani study di perguruan tinggi swasta yang nantinya saya akan meninggalkan kesan baik dan membawa nama baiknya. Terfikir dalam benak saya, lalu apa yang nantinya akan saya berikan untuk negara ini, sedangkan saya hanya seorang pelajar yang mampu menyelesaikan study tepat waktu, nilai tidak jauh dari rata-rata, dan tidak genius. Namun semua hal tidak membuat saya lelah dalam belajar dan menemukan jati diri saya sebagai warga negara Indonesia, karena saya telah dididik, sedang dididik, dan nantinya saya ingin terus mendidik di masa depan.

Pemahaman saya diatas membuat saya berpikir keras untuk menjadi seorang pendidik yang nantinya dapat pintar melebihi saya dan mampu menjadikan Indonesia lebih berjaya di masanya kelak. Dari awal saya duduk di bangku sekolah dasar saya sudah bermimpi ingin menjadi guru yang memahami muridnya dimasa dewasa nanti. Saya tidak ingin menjadi guru yang memaksakan muridnya, seperti kata KH. Maimoen Zuabair yaitu menjadi guru tidak usah berniatan bikin orang pintar, nanti kamu hanya marah-marah ketika melihat muridmu tidak pintar, ikhlasnya jadi hilang, yang penting niat menyampaikan ilmu dan mendidik yang baik.

Tidak hanya dibangku sekolah saat itu yang memotivasi diri saya, namun dorongan dari orang tua yang menjadikan saya menjadi lebih percaya diri, seperti halnya biaya pendidikan yang tidak murah, doa yang selalu mengiringi langkah yang saya tempuh, hal tersebut juga merupakan suatu proses didikan yang tidak semua orang mendapatkannya meskipun di bangku sekolah. Dan kini tibalah saya menjadi mahasiswa yang katanya kita ini harus mencari, menemukan sendiri, dan dimanapun adalah kompetisi. Memang benar kenyataannya, tidak hanya saya yang ingin memakmurkan Indonesia melalui jalan sebagai pendidik. Disinilah saya menempuh pendidikan sebagai mahasiswa yang siap berkompetisi untuk berkontribusi demi negara Indonesia.

Seperti pepatah cinta “guru membuka pintu, tapi anda harus masuk sendiri”. Kita dididik tapi apakah kita mau menerima didikan atau tidak itu tergantung dengan kita. Niat, tekat, serta motivasi yang menjadikan saya menjadi lebih yakin untuk menjadi pendidik bagi generasi bangsa di masa depan. Karena saya tidak merenungi mimpi, tetapi saya menjalani mimpi saya sampai mimpi saya terwujud. Pendidikanku untuk generasiku, dan mimpiku untuk Indonesiaku. wallahu a'lam bisshowab

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger