Dibalik Kemenangan Donald Trump

Jumat, 11 November 20160 komentar



http://misbahuddinalmutaali.blogspot.com/2016/11/dibalik-kemenangan-donald-trump.html

Saat ini teknologi IT begitu massive digunakan oleh manusia dari mana saja, Amerika, Eropa, Australia, Afrika, maupun Asia. Saat ini era gadget, era dimana manusia memegang smartphone-nya untuk mengakses apa saja, dari kegiatan telephone, sms, email, browsing sampai kepada sosial media. Namun dari perkembangan IT yg pesat ini, sosial medialah yang mendominasi. Hampir setiap orang yang membawa smartphone pasti juga menggunakan sosial media.

Tahun 2016 ini, di Amerika diadakan kegiatan pilpres untuk menggantikan Presiden Barrack Obama yang telah menjabat dua periode. Kandidat kuat dari partai Demokrat adalah Hillary Rhodam Clinton maupun Bernie Sanders, sedangkan calon kuat dari partai Republik adalah pengusaha real estate Donald Trump. Awalnya Trump adalah pendatang baru yang popularitasnya cukup rendah, sedangkan Clinton mempunyai popularitas yang sangat bagus. Namun seiring dengan waktu, meski Trump kampanye yang juga mendiskreditkan kaum immigran, namun kampanyenya konsisten bahwa Trump akan mengembalikan supremasi kulit putih di Amerika.

Di sisi lain, melalui adanya teknologi, Presiden Putin yang saling menyanjung dengan Trump juga menginginkan agar Trump yang menjadi Presiden Amerika menggantikan Barrack Obama. Tak pelak hacker hacker Russia bekerja membongkar email email Hillary Rhodam Clinton yang isinya tentang dukungan terhadap kaum terroris termasuk mempersenjatai atau mendanai konflik di Timor Tengah sehingga Hillary sampai dijuluki sebagai “Queen of War”.

Penggunaan IT untuk pertarungan presiden amerika kali ini tidak hanya diwarnai oleh hacker hacker Russia yang menjebol email Hillary saja, namun dari Silicon Valley juga mengumumkan bahwa teknologi mesin pencarinya bisa digunakan untuk memprediksi peluang kandidat, dalam hal ini Clinton yang disebut bakal menang. Sehari menjelang pilpres, popularitas Clinton yang semakin terpuruk berada di level 47%, hingga hanya mempunyai gap 2% dengan Trump yang popularitasnya telah mencapai 45% dengan margin of error 3%.

Akhirnya, pada pilpres 2016 ini Donald Trump-lah yang mampu mengungguli Hillary Rhodam Clinton dengan kemenangan sangat tipis 48% vs 47% dan selisih suara sekitar 500 ribu suara saja,

Dengan fakta ini, maka kita sadar betapa pentingnya Internet baik bagi kampanye jabatan politik, atau malah digunakan sebagai sarana politik, misal yang dilakukan oleh hacker Russia terhadap email Clinton, atau malah seperti milis apakabar yang bisa menjatuhkan rezim orde baru.
Dunia saat ini cepat berubah karena adanya teknologi digital Internet.



Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger