Ketika Aku Menyukaimu

Rabu, 26 Oktober 20160 komentar



http://misbahuddinalmutaali.blogspot.com/2016/10/ketika-aku-menyukaimu.html


Hujan mulai menaungi tempatku berpijak. Aku terjebak tak dapat bergegas pulang melepas lelah setelah seharian beraktivitas di sekolah. Ingin rasanya aku berlari menerobos hujan. Tapi, dengan seragam putih abu dan seluruh isi tas, menjadi faktor terkuat untuk mengurungkan niatku. Dan di sinilah aku, berdiri sendiri di pelataran toko menanti tangisan sang awan mulai reda.

Hujan memang tak pernah meminta izin untuk mengunjungi bumi. Selalu saat aku tak sedia payung ia malah turun, saat aku sedia payung tak ada sedikitpun tanda kehadirannya. Sama seperti cinta, datang tiba-tiba bahkan saat kita tak berharap kehadirannya. Suka kini sedang mengunjungiku. Akhir-akhir ini ada seseorang yang membuat jantungku berdegup cepat. Rasanya mata ini tak pernah lelah merekam setiap gerak-geriknya, dan ruang di otak ini tak pernah penuh menyimpan setiap kata yang dia ucap.

Selama penantianku yang dipenuhi oleh bayang-bayangnya, tiba-tiba aku melihat sesosok tinggi wanita setengah tinggi memakai baju hitam dengan khas hijabnya berlari menerobos hujan ke arahku.
 
“Hai Aldi,” sapanya. Kini dia berdiri tepat di sebelahku dengan tubuhnya yang basah. Aku mengenalinya, sangat mengenalinya. Dia teman yang ku kenal dari tiga bulan yang lalu, Dina namanya. Wanita pemilik mata indah yang kini sedang memenuhi setiap sudut otakku.
“Hai, kok basah gitu, kamu dari mana?” tanyaku.
“Iya nih, tadinya mau ketemu Dodi di halte, tapi pas udah nyampe sana dia baru sms kalau dia udah pulang dijemput sopirnya,”

Katanya-katanya seperti menamparku. Aku harus sadar kalau dia tak sendiri. Namaku tak terukir dalam hatinya, ada orang lain di sana. Di depannya aku selalu tersenyum setiap mendengar cerita betapa bahagia dia habiskan hari dengan kekasihnya, dan di depannya aku akan selalu siap dengan seribu solusi setiap mendengar cerita bahwa hubungannya sedang dalam masalah. Apakah suka salah memilih orang? Sepertinya tidak, karena tak ada yang salah dalam suka.

Hujan semakin deras, udara pun semakin menusuk tulang. Dia menggigil, bajunya yang basah membuat dia semakin kedinginan. Aku membuka jaket rajutku, meski tak akan muat, setidaknya jaket ini bisa sedikit menghangatkan tubuhnya.
 
“Baju kamu basah, kayaknya kamu lebih butuh jaket ini dari pada aku,” Dia mengambil jaketku, tapi tidak dia pakai, dia malah memakaikannya kembali padaku.
Dia bilang “Jangan dibuka jaketnya, nanti kamu kedinginan.”

Sapaan riangnya, menjadi suplai semangatku. Ah! dia, selalu buat aku jatuh cinta. hahaha

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger