PEMEKIRANPENDIDIKAN ISLAM

Kamis, 07 April 20160 komentar

GENERAL REVIEW
DOSEN PEMBIMBING :
Dr. ROSIDIN, M.Pd.i

http://misbahuddinalmutaali.blogspot.com/2016/04/generalreview-pemekiranpendidikan-islam.html


PENULIS :
MISBAHUDDIN
NIM : 14110185


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2015

Prolog
Belajar pemikiran pendidikan Islam sangatlah berbeda dengan mata kuliah yang lain. Melalui metode dan pendekatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif setiap pertemuan membuat mahasiswa senang dan paham pada materi yang diajarkan. Tak jarang seorang dosen mampu memberikan pengajaran yang ada disukai oleh mahasiswa karena yang biasa terjadi dalam perkuliahan tidak jauh dari diskusi dengan metode presentasi. Akan tetapi dalam mata kuliah pemikiran pendidikan Islam terdapat banyak metode misalnya diskusi panel, diskusi ala talkshow, diskusi ala mata najwa, atau diskusi ala metode jigsaw dan masih banyak juga metode-metode yang lain.
Hasil dari pemikiran yang dikembangkan oleh Dr. Rosidin seorang dosen pemikiran pendidikan Islam membuahkan hasil yang sangat signifikan utamanya dalam berfikir tentang pendidikan Islam, baik dalam sistem pendidikan Islam yang ada di Indonesia atau perkembangan pendidikan Islam secara umum. Beliau disamping mengajar sesuai kewajiban seorang dosen pada umumnya juga sering memberikan motivasi terkait apa saja yang dapat membangkitkan semangat mahasiswa. Biasanya setiap dari mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk menyumbang motivasinya sebelum mata kuliah dimulai. Tidak lupa pula membiasakan membaca bagian dari surat yang terdapat dalam al-quran.
Sebagai tugas akhir dalam menutup pertemuan mata kuliah Pemikiran Pendidikan Islam beliau memberikan keleluasan kepada mahasiswa untuk menulis general review dari apa yang dialami mahasiswa baik itu berupa gagasan, problem, atau ide-ide terkait sebelum, proses, dan pasca mengikuti mata kuliah pemikiran pendidikan Islam. Saya sebagai bagian dari mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam kelas ICP ARABIC juga mendapat bagian untuk berpartisipasi dalam menulis general review tersebut. Maka akan saya ulas problem yang terjadi pada saya sebelum, proses, dan pasca mengikuti mata kuliah pemikiran pendidikan Islam.
PRA PROSES (SEBELUM)
Pemikiran saya dalam dunia pendidikan lebih terpaku pada “banyak tahu tentang banyak hal”. Karena tipe manusia yang saya ketahui terdapat tiga. Pertama, sedikit tahu tentang banyak hal. Yaitu dari sekian banyak bidang ilmu pengetahuan tipe ini seakan-akan mengetahui kesemuanya itu tapi dalam pengetahuan yang sedikit atau setengah-setengah. Seandainya dalam pengetahuan alam seseoarang itu mengetahui tapi sedikit, pengetahuan sosial sedikit, pengetahuan keagamaan sedikit, dan ada banyak pengetahuan lagi tapi sedikit semua dalam mengetahuinya.
Kedua adalah banyak tahu tentang sedikit hal. Dalam tipe ini seseorang mengetahui sesuatu secara mendalam akan tetapi dalam bidang tertentu saja tidak semua bidang pengetahuan seperti pada tipe satu. Pengetahuan yang dipahami dan dimengerti sangat mendalam atau bisa dikatakan ahli. Ketiga adalah banyak tahu tentang banyak hal. Dalam tipe ini seseorang mengetahui secara mendalam  dari banyak bidang pengetahuan. Tipe ini yang menjadi keinginan saya dalam belajar. Sehingga dalam mengkaji keilmuan seakan tiada batasan untuk belajar apapun. Dan pemikiran ini terkait dengan kemampuan yang diberikan oleh tuhan kepada semua bahwa otak manusia berdimensi lebih dari pada komputer.
Dari pemikiran ini maka saya berkesimpulan bahwa manusia itu bisa untuk mengetahui banyak hal. Jika melihat kembali pada manusia terdahulu baik ilmuan barat atau ilmuan muslim. Dan juga banyak ditemui melalui biografi sejarahnya bahwa mereka ahli dalam banyak bidang pengetahuan. Ahli disini mengetahui secara mendalam dari setiap bidang yang ditekuninya. Alasan-alasan itu yang membuat pemikiran saya tentang kemampuan otak manusia. Maka saya pun saat ini menjalani dua jurusan sekaligus. Sebagaimana tokoh-tokoh muslim yang menjadi idola saya.
PROSES
Saat ketemu dengan mata kuliah Pemikiran Pendidikan Islam wawasan saya sedikit terbuka dengan sebuah pertanyaan “mengapa orang di zaman sekarang harus benar-benar terpilah dalam keahliannya masing-masing, misalnya harus ada orang yang benar-benar ahli ilmu hukum, kedokteran, kesosialan, pengetahuan alam, dan lain sebagainya? Pertanyaan ini membuat saya selalu bertanya-bertanya. Pada akhirnya di tengah proses interaksi dengan buku-buku pemikiran pendidikan Islam dan juga diskusi dengan teman-teman mahasiswa yang didampingi Dr. Rosidin sebagai pembingbing mata kuliah pemikiran pendidikan Islam bisa saya temukan jawabannya.
Dalam kondisi apapun manusia itu adalah mahluk terbatas dan selalu membutuhkan orang lain. Keahlian dalam suatu skil yang dimiliki perorangan hanyalah sedikit karena masih ada orang lain yang harus mendapat bagian pula. Dan jika kalimat “banyak tahu tentang banyak hal” itu diterapkan dari setiap individu manusia maka hidup ini tidak terjadi yang namanya “wakhtilaafil laili wan naHhar” perbedaan siang dan malam, atas dan bawah, miskin kaya, dan lain sebagainya.
Manusia di zaman sekarang dengan perkembangan penduduk di seluruh dunia semakin bertambah. Serta kebutuhan dalam mempermudah perjalanan hidup sudah banyak ditemui maka tugas yang harus emban adalah menjaga, merawat, memelihara serta mengemabangkan apa-apa yang telah menjadi karya ulama atau ilmuan terdahulu. Dan dalam hal ini diperlukan orang yang benar-benar ahli, dan sangat mengerti dalam setiap bidang itu. Cara yang dibutuhkan adalah kefokusan belajar.
Karena kefokusan yang dijalani dapat menunjang pada keberhasilan skil. Jawaban yang lain bahwasanya ulama atau ilmuan terdahulu bisa menguasai banyak hal dikarenakan tuntutan penduduk yang masih tidak sebanyak sekarang serta tuntutan kebutuhan hidup. Sehingga semangat dari pada setiap individu benar-benar tinggi untuk menemukan solusi dalam mempermudah hidupnya.
Dari pengalaman saya jika dalam situasi ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang semakin berkembang maka memang dari setiap individu harus fokus pada apa yang menjadi minat dan bakat atau yang menjadi kesukaan. Tanpa merasa minder, gengsi, atau malu. Tidak bisa kita kaitkan dengan ilmuan atau ulama terdahulu yang karena keterbatasan penduduk.  Dan dimensi otak yang diberikan tuhan ini dirasa lebih mempunyai makna dan manfaat besar ketika sudah bisa difungsikan dengan maksimal pada apa yang menjadi keahlian.
PASCA
Maka perubahan yang terjadi pada pemikiran saya lebih kepada opsi nomer dua yaitu “banyak tahu tentang sedikit hal”. Maka tidak ada masalah seseorang itu hanya tau kimia, hanya tahu fisika, atau tafsir hadits tapi benar-benar ahli dibidang itu. Sehingga dalam generasi selanjutnya tidak membingungkan dalam mencari tutor yang sudah mumpumi di bidangnya. Solusi ini saya temui dalam pertemuan terahir mata kuliah pemikiran pendidikan Islam. Bahwa di lingkungan kita masih banyak generasi yang bersifat ikut-ikutan memilih jurusan di perguruan tinggi karena tuntutan pekerjaan sehingga hasilnya tidak mendapat pekerjaan karena dinilai bukan ahlinya.
Padahal ketika keahlian itu ada pada diri seseorang maka melalui prosesnya pula orang lain pasti akan membutuhkannnya. Seperti yang telah dikatakan di muka bahwasanya manusia ini adalah mahluk sosial yang saling membutuhtkan, mengisi, interaksi antara satu dengan yang lainnya. Lebih-lebih dalam kehidupan saat ini. Fokus pada satu hal itu lebih baik dari pada ambisi mengetahui semua bidang. Dengan catatan dalam konteks keilmuan, dan bukan berarti melarang untuk mengikuti kajian yang lain.











Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger