Tentang Siswa

Minggu, 03 Maret 20190 komentar

Oleh: Misbahuddin

Sebagai seorang guru pastinya terlahir dari menjadi murid terlebih dahulu. Tidak semua yang menjadi guru saat ini, ia terlahir dari murid teladan. Maka sebenarnya menjadi guru itu mengingat masa lalu ketika menjadi murid. Apakah ia dahulu termasuk tipe yang selalu patuh dan taat terhadap apa yang diperintahkan guru. Atau ia dahulu termasuk tipe yang pemalu tapi rajin. Atau ia termasuk yang aktif, super aktif, atau yang ada peristiwa sedikit saja laporan guru.

Jika guru yang pandai merenung tentang dirinya, ia akan memperlakukan murid yang unik, maksudnya murid yang memang beda dari yang lain. Misalnya ia tidak mau nulis, tidak pernah nurut diperintah, inginnya bermain, dan bahkan mengganggu teman yang serius belajar. Ia bisa dibilang siswa unik bagi saya.

Belajar bagi saya tidak ada paksaan. Belajar bagi saya adalah kebebasan berpikir, berkarya, dan beradaptasi. Setiap siswa memiliki keterampilan. Setiap siswa memiliki keunikan. Setiap siswa memiliki rasa senang. Membuat siswa senang dan tidak terasa sedang belajar tentu adalah sebuah keterampilan yang saya inginkan.

Karena dunia sekolah, ibarat penjara bagi siswa kebanyakan dari mereka ia tidak suka untuk pergi ke sekolah. Buktinya bahwa liburan sekolah ibarat kebahagiaan tingkat atas. Belajar di sekolah seakan paksaan. Seakan sebuah hukuman bagi siswa. Bahwa manfaat belajar bagi mereka tidak ada. Inilah sekilas curhatan siswa.

Tapi dibalik itu semua, ada siswa yang memang ia giat ke sekolah. Ia giat belajar, dengan rajin tanpa ada perintah ia selalu aktif mengembangkan dirinya. Baik dengan belajar sendiri dan bersama di kelas. Baginya libur sekolah bukan sebuah kebahagiaan. Karena ia tidak ketemu bersama temannya yang juga menjadi teman baiknya. Teman belajar sebangkunya. Ia bahkan lebih suka masuk sekolah, walaupun sesekali juga ingin libur.

Aneka ragam mata pelajaran di sekolah, bagi setiap guru menginginkan setiap apa yang diajarinya berhasil. Berhasil dalam katagori prestasi keaktifan belajar dan hasil belajar.

Bahkan jikalau ada reward dan punishment sekedarnya saja. Pembaca boleh tidak setuju, karena setiap guru punya trik, cara dan strategi membuat siswa senang belajar walaupun nyatanya ia tidak pernah suka dengan apa yang ia pelajari.

Dari dinimanika murid inilah, tentu guru harus pandai merenung, instrospeksi diri, rajin-rajin evaluasi. Melihat keberhasilan secara rata-rata. Lihatlah peningkatannya, bukan lihat peringkat dan perbedaan dengan siswa yang lain. Maka dengan begitu, harapannya siswa dapat konsisten semangat.

Memang menjadi guru itu tidak semudah teori yang berkembang. Tidak semudah penceramah motivasi. Namun setidaknya hal dasar yang perlu dimiliki seorang guru adalah rasa senang mengajar. Bukan terpaksa, dan apalagi satu-satunya hanyalah pekerjaan yang asal selesai.

Semoga kita yang menjadi guru, dan calon para guru mampu mengembangkan pola mengajar sesuai zaman yang kita hadapi. Sesuai kemampuan dan pola pikir anak didik. Sehingga kita dapat menguasai Medan kelas, ruang belajar, serta dimanapun tempat yang kita ajarkan. Karena belajar tidak hanya tertutup dalam ruang kelas. Wallahu a'lam.

Denpasar, 17 Agustus 2018

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger