Untukmu ibu

Rabu, 04 April 20180 komentar

Terimakasih Ibu
Oleh: Misbahuddin

Sambil menunggu di ruang tunggu, saya mencoba buka android pada aplikasi ms.word dengan menulis sekilas sosok ibu. Dengan keluangan waktu yang tidak akan menjadi sia-sia walau hanya tulisan lepas tak bermakna.

Ada yang menarik hari ini, dengan sadar dan penuh ketulusan kita mengekspresikan cinta dan sayang kepada ibu. Apalagi media untuk meluapkan ekspresi kecintaan itu tersedia dengan aneka ragam bentuk.

Sosok yang tidak pernah kehilangan stok kasih sayang. Sosok yang tak pernah surut akan ketulusan. Insan yang oleh Sabda Kanjeng Nabi Muhammad SAW, senantiasa diutamakan dan dimuliakan. “Ibumu…Ibumu…. Ibumu….,”.

Lapisan sosial apa pun di muka bumi ini menempatkan ibu sebagai insan yang paling layak menempati tahta tertinggi dalam penghormatan. Suku dan budaya apa pun tidak akan berbeda ketika menempatkan ibu pada posisi yang paling terhormat. Peradaban mana yang tidak menjadikan ibu sebagai sosok yang harus dicinta dan disayang.

Hanya peradaban primitif yang tidak memberikan kedudukan terhormat pada sosok ibu. Dan yang paling vulgar, agama menempatkan ibu sebagai manusia pemberi lisensi keberkahan dari Sang Pemilik Alam Semeta.

Satu diantaranya, Imam al-Bukhary yang merasakan ridho ibu/orang tua yang berbuah manis, berkah Allah SWT. Imam al-Bukhary sudah tidak bisa melihat sejak kecil. Namun karena doa yang terus menerus dari Sang Ibu, Akhirnya perawi hadist yang paling utama itu bisa melihat keindahan alam semesta ini.

Allah SWT sesuai janjinya, tidak akan menolak doa seorang ibu atau orang tua. Hari ini kita merayakan kecintaan dan sayang kepada sosok ibu. Ada banyak cerita dan berjuta makna tersurat untuk ibu. Terutama untaian terma akan pengorbanan ibu. Tak ada nilai yang bisa menembus pengorbanan ibu. Dan tak ada tutur yang bisa melukiskan ketulusan pengorbanan ibu. “Pengorbanan dan Ketulusan”, dua kata yang tidak bisa kita pisahkan dari sosok ibu.

Bukti polah pengorbanan dan ketulusan tidak perlu kita hitung. Malu, bila kita menghitung-hitungnya. Karena tak ada bilangan yang setara dengan ketulusan ibu. Lewat pengorbanan dan ketulusan sosok ibu, kita sedang dituntun untuk menyemai dua identitas yang paling melekat pada insan yang telah melahirkan kita. Ya, pengorbanan dan ketulusan.

Ini yang amat diperlukan dalam menata kehidupan sosial kita. Kehidupan sosial yang lebih humanis yang di dalamnya  ada pengorbanan dan ketulusan untuk membantu sesama. Semoga kami bisa belajar akan pengorbanan dan ketulusan padamu. Hakiki engkau adalah madrasah bagi kami anak-anakmu.

Malang, 4 April 2018

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger