Catatan seorang pejuang

Rabu, 04 April 20180 komentar

Oleh: Misbahuddin

Mungkin saya bukan termasuk seorang pejuang yang sebenarnya. Hari-hari yang terlewati banyak terbuang sia-sia. Seiring cepatnya waktu berlalu sampai sebesar dan sedewasa ini, saya selalu punya keinginan besar tapi tidak punya tindakan besar.

Ternyata, memang benar. Saya ini jauh dari seorang pejuang sejati. Rasa malas membaca. Rasa enggan untuk menulis adalah bukti bahwa saya tidak bisa berjuang. Urusan makan dan isi perut yang selalu diprioritaskan.

Kesufian seakan sama sekali tidak ada dalam hati. Setiap saya memanggil nama Tuhan dengan pengeras suara. Bahkan didengar oleh kalangan orang. Tapi hati ini jauh dari yang maha kuasa.

Dengan lantang berkata Allah maha besar yang didengungkan dengan kalimat berbahasa Arab. Tapi tidak sedikitpun mampu merenungkan maknanya. Suara lantang tentang kebesaran Allah yang maha kuasa tidak mampu tertancap sebagai benteng untuk jauh dari kemaksiatan setiap saat.

Perjuangan hidup saya belum seberapa nyata. Baik dari proses maupun hasilnya. Kadang mengeluh dan kadang di zona nyaman. Terkadang juga lupa bersyukur bahwa sudah begitu banyak nikmat yang Allah limpahkan kepada saya.

Tulisan ini adalah bentuk muhasabah yang sekian lama kering. Tidak ada rintik-rintik hujan untuk menyegarkan. Tiada siraman dan pupuk untuk menumbuhkan lagi. Saatnya, saya tidak perlu berteori dan harus membuktikan bahwa saya harus berjuang lebih semangat dan rajin lagi. Semata-mata sebagai perantara mencari keridhaan Allah. Wallahu a'lam

Malang, 3 April 2018

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger