Hidup Sosial di Perumahan Kota

Senin, 27 Februari 20170 komentar



http://misbahuddinalmutaali.blogspot.com/2017/02/hidup-sosial-di-perumahan-kota.html

Sungguh menyedihkan dalam pikiran saya ketika melihat suasana interaksi sosial di kompleks perumahan. Pengalaman beberapa kali saya berdomisili di kompleks perumahan selalu melihat sesuatu yang kurang terlihat kekerabatannya, persaudaraanya, dan keakrabannya. Walaupun tidak semua kompleks perumahan tampak seperti itu.

Salah satu yang sangat miris sekali ketika salah satu tetangga di kompleks perumahan ada yang meninggal dunia. Maka ukhuwah insaniahnya dalam diri tetangga yang lain sulit untuk bisa teraplikasi. Takziah bukan dari tetangga sebelah, melainkan saudara yang jauh yang menghampirinya. 

Tetangga hanya datang sebentar kemudian pulang lagi, itupun kalau sempat datang. Sungguh terlihat perbedaan yang jelas dari kehidupan sosial di perumahan dan di suatu kampung atau desa. Padahal kalau dibilang penghuni perumahan itu, kalangan ustadz, guru, dosen, ilmuwan, pegawai kantor pemerinatahan dan orang-orang berilmu. Tapi entah kemana kepekaan sosialnya.

Hal ini dikarenakan berbagai faktor yang menyebabkan adanya ukhuwah yang kurang baik antartetanngga. Pertama, karena rata-rata yang menetap di kompleks perumahan seorang perantau atau pendatang baru dari daerah lain. Kedua, mereka punya kesibukan kerja misalnya pegawai, pengusaha, perusahaan, dan karir-karir yang lain. Ketiga, mereka seakan-akan tidak mempunyai rasa tanggung jawab sosial dengan alasan tidak ada hubungan sanak famili. Keempat, mereka para pendatang ada berbagai suku dan budaya, bahkan agama asli dari daerahnya yang belum bisa dipadukan dengan budaya dan tradisi tetangga.

Empat faktor yang penulis sebut bukan satu-satunya alasan yang tidak baik dari adanya interaksi sosial di kompleks perumahan. Masih banyak faktor-faktor yang lain yang menyebabkan kompleks perumahan menjadi kurang berinteraksi sosial sebagaimana di desa. Tentu kehidupan sosial di kompleks perumahan tidak bisa dibandingkan dengan penduduk di suatu kampung. Walaupun semestinya para penduduk perumahan harus belajar dari interaksi sosial yang terjadi di suatu penduduk Desa tau Kampung.

Tapi di sisi lain ada banyak juga kompleks perumahan yang sudah mulai tumbuh toleransi, ukhuwah, dan ikatan persaudaraan yang kuat. Ini juga terjadi ketika penulis berdomisili di sebuah masjid yang ada di sebuah perumahan. Di perumahan ini nilai-nilai budaya dan tradisi desa mulai ditumbuhkembangkan. Ikatan persaudaraan terlihat dalam kegiatan acara RT dan juga acara Masjid. Di tempat ini sudah ada kegiatan tahlil secara bergiliran setiap bulan, ada kegiatan khotmil Quran, kerja bakti dan kegiatan-kegiatan PKK. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sudah mulai punya kesadaran akan ukhuwah insaniahnya sebagai mahluk yang tidak lepas dari kehidupan sosial.

Kalau belajar dari kehidupan sosial yang ada di perumahan bahwasanya kesejahteraan itu tidak bisa dilihat dari jabatan, uang, maupun materi yang lain. Kesejahteraan, ketetrataman, dan kenyaman hidup seseorang itu bersifat relatif. Ada hanya karena kenyaman sosial maka hidup pribadinya merasa nyaman. Ada karena ketentraman warga setempat maka keluarganya pun merasa tentram. Begitu pun kesejahteraan. Wallahu a’lam bisshowab.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger