Kaulah Cinta Sejatiku

Minggu, 15 Januari 20170 komentar


http://misbahuddinalmutaali.blogspot.com/2017/01/kaulah-buku-cinta-sejatiku.html

Buku yang menyadarkan saya agar mencintai buku segila-gilanya. Mengapa tidak? Bapak Suherman menyadarkan saya bahwa tokoh-tokoh besar terlahir karena kegilaan terhadap buku. Seperti fouding fathers kita, Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Sutan Syahrir, Tan Malaka adalah pemuda-pemuda yang gandrung terhadap buku.

Belum lagi tokoh-tokoh dunia, seperti Barack Obama, Ali Syariati, Imam Khomeini dan Karl Marx adalah tokoh yang gila membaca buku. Dan perintah pertama dalam Al-qur'an adalah membaca (Iqra) (baca:makna secara tekstual). Semangat membaca ini mengakibatkan Islam mengusai dunia selama 7 Abad.

Mari kita mencontohi kutubuku, Bung Hatta. Pulang dari Belanda, membawa buku berpeti-peti ke Indonesia. Sebab bangsa yang mencintai buku adalah bangsa yang bermartabat. Negara yang menghargai buku adalah ciri dari negara maju. Dan pemuda yang gila terhadap buku adalah pemuda yang sadar akan peran dan tugasnya memajukan negara Republik Indonesia.

Buku yang saya kenal pertama kali saat saya bisa merekam bentuk tulisan dan secara berlanjut membaca dan terus membacanya dari huruf, kata, paragraf, alinea halaman per halaman, bab ke bab adalah buku pelajaran kelas satu. INI BUDI, INI BAPAK BUDI dan bla,bla,bla...  Buku SH Mintarja mengisi imajinasi saya waktu kecil dengan cerita heroik jaman kejayaan Mataram atau babad kerajaan-kerajaan Islam Jawa.

Ceritanya berkisar pada perjuangan Raja Pertama Mataram, seputar babad alas mentaok yang akhirnya menjadi kerajaan Mataram. SH Mintarja seperti mengantar saya untuk mendalami sejarah kerajaan Jawa itu dalam berbagai dimensi. Ada keserakahan , kelicikan, kejahatan manusia yang diperankan tokoh antagonis. Dulu. Tokoh Protagonis memberi kesan pejuang hidup yang bekerja keras untuk meredam segala hambatan yang merintangi hidup termasuk saat harus melakukan perjalanan panjang dalam pengembaraannya untuk mendapatkan kesejatian hidup serta kesaktian. Ada tokoh sentral Agung Sedayu, Kyai Gringsing dengan panoraman sekitar pegunungan seputar Jawa Tengah, Pegunungan menoreh, Merbabu, Merapi, Sungai-sungai yang dilewati seputar kerajaan mataram, Pajang, Jipang. Sungai Bogowonto, kali opak, progo dsb.

Menikmati cerita SH Mintarja seperti menikmati petualangan menyusuri jalan-jalan seputar Jawa Abad 15-17 ketika penggambaran Indonesia masih seperti apa yang ada di benak penulis, pengarang, masa lampau. Indah, asri, penuh pepohonan, sawah, desa-desa asri dan kaya sumber daya alam. Saat kecil dulu saya belum mengenal Gameonline, Nintendo, PSP, BlackBerry, Internet.

Kekayaan imajinasi saya pun karena buku yang saya baca tentang cerita-cerita persilatan, cerita-cerita dari sastrawan yang hidup dalam keindahan dan keelokan bumi Indonesia. Mereka bisa berimajinasi secara utuh untuk menggambarkan betapa perkasanya pendekar pendekar zaman dulu kala. 

Namun dari situ ada banyak petuah, filsafat hidup yang bisa diambil. Ketekunan akan menghasilkan buah manis berupa kesuksesan hidup. Kesuksesan zaman dulu tergambar dari diraihnya ilmu kanuragan yang mampu mengatasi keganasan ilmu kanuragan lawan atau musuhnya. Keperkasaan seseorang mempengaruhi hasrat seorang pendekar untuk mendalami ilmu padi. Semakin tinggi ilmu kanuragan seseorang, semakin kalem dan bijaksana dalam bertindak. Jika Ilmu digunakan sembarangan akan membuat kewibawaan menjadi berkurang.

Buku-buku zaman dulu memang tidak sekeren sekarang dalam hal penampilannya. Namun sentuhan ceritanya seperti membuat jiwa  pembacanya tumbuh kesadaran untuk lebih mencintai tanah air. Kekayaan Indonesia bisa membuat jutaan cerita mengalir dengan sendirinya dari anak-anak yang suka membaca. Rasanya saya ingat di terminal, di dekat sekolah penyewaan buku cerita berseri mudah ditemui. Anak-anak, remaja, orang dewasa berbondong-bondong membaca dan lahab membaca samapai berjam-jam.

Sayang kini cerita itu agaknya sudah lama berlalu, lapak-lapak penyewaan buku menghilang satu persatu. Budaya berubah ketika informasi deras mengalir dalam bentuk dunia maya. Internet, televisi, ganti menghiasi ruko-ruko. mereka berebut pelanggan untuk memberi servis dengan harga yang lebih kompetitif. Game ONline bagai virus. Blog-blogpun menjadi pengganti dari aktivitas menulis secara manual.

Tentu internet adalah salah satu cara baru memandang dunia. Namun tentu saja peran internet tidak serta merta menggantikan buku. Dengan buku kita dapat mencoba menyelami pemikiran seseorang secara utuh dan dalam, sementara melalui internet kita bisa membuka cakrawala pemikiran, highlight untuk suatu topik dalam berbagai sudut pandang. Seharusnya buku dan internet akan dapat saling melengkapi, atau kita perlu melihat buku dengan paradigma  baru, yaitu di masa depan barangkali buku-buku tidak lagi terbit dalam bentuk fisik, melainkan dalam bentuk e-book.

Witing tresno jalaran soko kulino, demikian ada ungkapan dalam bahasa Jawa yang memiliki arti kecintaan terhadap sesuatu dapat dibentuk melalui pembiasaan. Marilah kita belajar mencintai buku sejak kita mengenal huruf, agar kita tumbuh besar dengan cakrawala pemikiran yang terbuka dengan mencintai buku.


Sebetulnya saya rindu pada hal-hal klasik. Budaya membaca buku secara manual, menyewanya dari lapak, nongkrong di taman sambil membaca berlembar-lembar buku cerita dan itu adalah sebuah keasyikan tersendiri, tapi saya menyadari dunia telah berubah. Sekarang Laptop, Internet seperti meringkas dunia yang dulu seperti terasa luas dan familiar. Mau membaca buku, buka saja internet buka booknet. mau melihat gambar buka google, yahoo. ah dunia seperti di ringkas oleh sebuah benda kecil yang bisa ditenteng ke mana-mana. 

Walau begitu peran buku dalam ari sesungguhnya tetap saja belum tergantikan. Saya masih terobsesi untuk mengumpulkan buku-buku, mengoleksinya dan ditata di rak. Susunan buku-buku yang berjajar di rak itu tetaplah masih lebih membanggakan karena mencintai buku adalah mencintai kehidupan. Buku tak lekang oleh zaman.

Buku adalah jendela dunia. Melalui buku kita membuka cakrawala pemikiran dan menimba pengetahuan.
Selamat berlibur dengan Buku, yang tak pernah libur karena selalu terhibur.
Wallahu a’lam




Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger