Sedikit Cerita Sunan Kudus di Pamekasan

Senin, 14 November 20160 komentar



http://misbahuddinalmutaali.blogspot.com/2016/11/sedikit-cerita-sunan-kudus-di-pamekasan.html

Pamelingan adalah nama kerajaan kecil sebelum nama Pamekasan. Kerajaan sebelah Barat Sumenep ini mempunyai Raja yang dikenal sangat bijak, negarawan dan ahli strategi. Ia dikenal dengan Panembahan Ronggosukowati. Keislamannya sejak ia masih remaja. Tercatat bahwa masa remajanya Ronggosukowati pernah Nyantri kepada Sunan Giri atau yang dikenal dengan Raden Paku.

Setelah dewasa dan ilmu yang dia dapatkan terasa cukup maka segera kembali ke Pamelingan untuk menggantikan posisi ayahandanya yang sudah usia lanjut. Namun, sebagaimana disebutkan di atas, kepulangannya tidak sendirian. Sunan Giri berinisiatif mengirimkan juru dakwah yang nantinya akan mendampingi Ronggosukowati menyiarkan Islam kepada masyarakat Pamelingan. Juru dakwah itu kemudian dikenal dengan Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bil Faqih.

Tentu saja Sunan Giri sangat mengerti proses Islamisasi di Pamekasan akan lebih maksimal jika dibantu oleh seorang “misionaris” (da’i) yang mempuni. Sayyid Abdurrahman sebagai utusan Sunan Giri memainkan peranan yang penting di sini. Tentu saja dengan kemahirannya rakyat Pamekasan dengan cepat menerima dakwah yang dikembangkannya.

Maka wajar apabila keberpihakan Ronggosukowati terhadap dakwah itu sangat dibantu oleh Sayyid Abdurrahman. Sang juru dakwah ini akhirnya dikawinkan dengan keluarga kraton agar tidak meninggalkan Pamekasan nantinya.


Sebagai keturunan Arab, dialah yang memelopori pemukim Arab di Pamekasan ini. Kemudian keturunan-keturunannya banyak melakukan perkawinan dengan penduduk setempat sehingga mempercepat proses akulturasi dan mempermudah penyebaran Islam di kalangan penduduk. Bahkan, pembauran besar-besaran antara orang-orang Arab dengan masyarakat di Pamekasan khususnya dan di Madura pada umumnya terjadi pada abad-abad berikutnya, khususnya setelah terusan Suez mulai dibuka pada tahun 1869, di mana waktu itu para pemuka-pemuka Islam di Nusantara, termasuk Madura memperoleh kemudahan belajar langsung ke negara-negara Arab, khususnya di Mekkah al-Mukarramah.

Demikian juga, waktu itu arus orang-orang Arab dari Hadramaut yang tentunya dengan para da’inya semakin banyak masuk ke Indonesia. Tidak terlupakan Madura menjadi salah satu tujuan mereka. Bahkan, pemuka-pemuka dari Arab itu menetap di Pamekasan dan menjadi penyiar agama Islam yang terkemuka.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger