Alam dan Manusia versi Filosof Matematika

Rabu, 23 November 20160 komentar




http://misbahuddinalmutaali.blogspot.com/2016/11/alam-dan-manusia-versi-filosof.html

Paling tidak lebih kurang 2500 tahun yang lalu para filsuf mengajukan pertanyaan tentang rahasia alam semesta dan misteri manusia kemanusiaan, (kerangka pikiran filosofis yang demikian dapat tertelusuri dalam Ernst Cassirer, melalui karyanya An Essay On Man, diIndonesiakan menjadi Manusia dan Kebudayaan: Sebuah Essey Tentang Manusia, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1988). Filsuf Pitagoras bicara tentang bilangan/angka-angka. Bilangan menurut Pitagoras merupakan sesuatu yang sakral, karena bilangan atau angka-angka yang akan menyelesaikan atau membuka rahasia-rahasia tentang Alam.

Demokritos dengan pengertian tantang Atom dan substansi Alam. Salah satu pikiran yang dikemukakan oleh Demokritos adalah gagasannya mengenai Ruang. Kalau kita memotong buah apel, maka yang kita potong sebenarnya adalah ruang. Anaximenes dan Anazimander berkutat tentang Evolusi. Ditandaskan oleh merekabahwa kehidupan itu bermula dari Air. Kemudian berproses melaluikompleksitas peningkatan makhluk-makhluk.
 
Setelah manusia membicarakan tentang bilangan, zat atau substansi dari alamdan masalah proses yang dijalani oleh Alam, maka dalam sejarah perkembangan tertelusuri muncul pergelutan tentang misteri manusia kemanusiaan. Terkisahkan 3 orang filsuf, Socrates mulai bergelut dan bertanya tentang Manusia. Ditandaskan bahwa kehidupan manusia yang tidak direnungkan merupakan suatu kehidupan yang tidak bermakna atau sebuah kehidupan yang sia-sia. Oleh karena itu dalam kehidupan manusia, sangat perlu untuk dipertanyakan pada diri sendiri si manusia itu, antara lain tentang tujuan hidup si manusia itu, sesungguhnya untuk apa. Tentu menyentuh pula pertanyaan tentang Identitas dan Eksistensi tentang manusia dan kemanusiaan.
 
Kemudian tampil dua filsuf besar lain,keduanya merupakan murid Socrates, yakni Plato dan Aristoteles. Dari Plato terwarisiTeori Dua Dunia. Menurutnya dunia ini terbelah menjadi Dua,yaitu Dunia Ide-ide yang disebut sebagai dunia bentuk-bentuk sempurna dan abadi. Dunia yang satu lagi adalah Dunia Indrawi yang selalu berubah-ubah dan tidak sempurna. Dengan demikian menurut Plato, manusia itu dipahami melalui dua pengertian yaitu Dunia Badan dengan Dunia Jiwa. Bagi Plato, dunia jiwa itu berasal dari alam lain yang menjadi tujuan akhir perjalanan hidup manusia. Sedangkan dunia Badan itu, raga, nyata yang terinderakan.
 
Dua Dunia”-nya Plato inidalam perenungan memunculkan pertanyaan apa bedanya ‘jiwa’ dengan ‘kesadaran’? Pertanyaan demikian diwariskan oleh Plato dan sang filsuf itu mengganggap bahwa jawaban seperti ini baru dapat dijawab melalui kemampuan yang disebut kemampuan matematik. Dengan demikian bagi Plato, ilmu yang membuka segala rahasia alam dan misteri manusia kemanusiaan, adalah Ilmu Matematik. Dia mengatakan bahwa jiwa masuk ke dalam badan lalu dengan demikian menjalani kehidupan sebagai manusia, tetapi jiwa itu tetap membawa berbagai hal dari dunia sana yaitu pengetahuan.
 
Namun pengetahuan yang mendalam (cermat) itu belum tampil, sebelum manusia menjadi pintar dan bijak. Maka itu proses dimana daya ingat mulai muncul kepermukaan melalui proses pergulatan dan perenungan (kontemplase). Dengan demikian masalah pengetahuan untuk Plato adalah masalah daya ingat. Sebab bagi Plato, sebetulnya pengetahuan itu sudah kita bawa dari dunia lain: maka itu proses ini disebut sebagaiproses “anamese”, yakni suatu proses di mana melalui daya ingat manusia mencoba mengingat-ingat kembali hal-hal yang terinderakan, kemudian menemukannya sebagaipengetahuan baru, namun sesungguhnya tentang halitu (pengetahuan), setiap manusia sudah membawanya dari dunia sana (dunia jiwa).
 
Jadi teori Dua Dunia-nya Plato menyatakan bahwa di dunia nan jauh di sana (dunia jiwa) terdapat ide-ide atau bentuk abadi, sedangkan di dunia kita (dunia raga/nyata) ini terdapat benda-benda yang sifatnya semu. Contoh: Kalau kita melihat patung/lukisan/sebuah bangunan megah, maka bagi Plato itu bukan merupakanyang sebenarnya. Karenayang sebenarnya itu dalam bentuk ideasempurna dari dunia lain.Jadi benda-benda yang nampak terlihat itu sebenarnya “mimesa”, sebuah hasil tiruan saja.




Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger