Cerita dari mimpi

Senin, 23 Februari 20152komentar


Terdapat dua orang sahabat baik di sebuah kampus. Mereka masuk keruang kuliah, pada kelas yang sama. Setiap perkara yang mereka buat akan dilakukan bersama-sama. Dari mengerjakan tugas, diskusi, belajar dan apa-apa sahaja sekalipun, mereka akan melakukannya bersama-sama. Pendek kata, dimana ada sahaja, akan ada mereka berdua.

Seawal perkuliahan semester genap, kampus mereka menggelar gebyar lomba. Ini telah memaksa semua mahasiswa untuk melibatkan diri dalam bidang lomba yang telah diadakan oleh kampus. Tidak terkecuali, dua orang sahabat ini. Mereka memasuki bidang yang berbeda. Yaitu MTQ dan PUISI. Dengan waktu yang bersamaan dalam ruangan berbeda.

Mereka membuat target perjanjian bagi yang juara harus ditraktir ke tempat makan atau yang juara harus diberikan hadiah apapun yang penting bermanfaat.

Pada suatu pagi yang hening, ada pengumuman terbaru yang diinformasikan melalui papan informasi asrama. Bahwasanya lomba dimajukan dua hari dari waktu yang ditentukan sebelumnya. Sebut saja mereka berdua dengan nama Andi dan Dian.

Andi tidak bisa melihat pengumuman karena masih ada perlombaan OLIMPIADE di Bandung. Dengan kondisi tidak membawa HP, dia terpaksa tidak mendapatkan informasi dari siapapun. Hp yang dia miliki hilang dalam perjalanan dijambret oleh pencopet bus angkut.

Dian tahu kalau si Andi sedang diluar kota, dan pasti belum mendapat kabar mengenai penundaan waktu gebyar lomba. Akhirnya Dian dengan bergegas mengambil HandPhonnya dan mulai mengetik sms dengan nada santun. “pean sudah dengar informasi tentang penundaan waktu lomba ta?” begitulah ucapnya.

Laporan berita terkirim pun belum kunjung datang di Hp Dian, sebagai seorang sahabat tentu ada perasaan kasian jika sahabat sejatinya gagal tidak bisa mengikuti lomba dengan alasan tidak mendapatkan informasi. Dengan gelisah dian tidak bisa berbuat apa-apa. Perasaan negative pun menghantui kalau si Andi ganti nomer. Dia pun mulai tidak semangat dalam berlatih, karena partner yang menyemangati tidak sesuai harapan.

Di Bandung, Andi bukannya tenang. Dia merasa lebih sedih dan gelisah dari apa yang dialami Dian. Dengan kondisi uang sedikit, dan atm juga ikut hilang. Apalah daya yang bisa dia perbuat. Dengan modal 10 ribu dia pergi ke XL centre dan mengaktifkan kembali nomer yang sudah hangus dibawa pencopet.

Semua kontak telfonnya pun menjadi baru, yaitu hanya terisi kontak untuk melihat pulsa saja. Dan hanya hafal pada nomer emaknya. Dengan segera dia menelfon emaknya untuk minta doa yang sudah 1 jam lagi akan dimulai. Seusai menelfon emaknya melalui Hp panitia pendamping. Andi pun ingat pada sahabat yang tiada henti memberikan semangat. Dengan kondisi tidak mencatat nomer hpnya dikertas, akhirnya tidak bisa menghubungi. Karena belum sempat dihafal.

Betapa sahabat adalah arti dalam segalanya. Andi juga ingin bertanya kabar persiapan lomba dikampusnya. Dengan kondisi megang hp yang sangat cepat dan belum sempat hafal nomer hp-nya dia tidak bisa menghubiungi akhirnya dia pun juga ada dalam ketidaksemangatan.

Dengan kondisi ini dia mulai berfikir positif kalau sahabatnya yang bernama Dian juga akan menghadapi lomba, doa batiniahpun dia lantunkan dalam hatinya. Dia mulai semangat untuk memberikan kejutan ketika sudah tiba kembali diperlombaan yang diadakan kampusnya sendiri.

Hari ini tepat hari sabtu, gebyar lomba akan dimulai pada pukul 07.00 WIB. Dian dengan berfikir positif juga mulai melupakan prasangka sebelumnya yang mengira Andi ganti nomer. Dian memulai pagi itu juga dengan penuh semangat karena kalau pun andi tidak bisa ikut dalam gebyar saat itu, dia harus memberikan kejutan.

Dua hari setelah Andi pulang dari bandung, dengan ongkos hasil juara yang diaraih  sangat cukup untuk bayar ongkos bus dan bahkan masih tersisa lebih dari sekedar cukup buat makan dan jalan-jalan.

Dian pun juga sudah selesai. Mereka punya kejutan masing-masing. Dengan komitmen yang mereka bangun sebelumnya bahwansanya H-1 mereka akan berlatih bersama di taman seribu bunga. Andi tanpa masuk asrama dulu, dengan kondisi belum tahu kalau gebyar lomba PUISInya sudah selesai akhirnya dia langsung bergegas menuju taman seribu bunga samping kampus mereka.

2 jam Andi menunggu Dian dengan membawa piagam perhargaan sebagai juara 2 olimpiadenya dan oleh-oleh buat Dian. Dia Mulai bosan menunggu kenapa sahabatnya belum kunjung datang?

Tidak lama kemudian 3 jam berlalu Andi mau beranjak pulang, sebelum lima langkah kearah asrama, akhirnya Dian pun datang dengan wajah sangat sedih.

Kenapa pean dian? Tanya Andi. Akhirnya Dian pun bicara dengan nada rendah, “Maaf telah membuat pean menunggu lama disini. Saya sebenarnya sudah melihat pean 3 jam yang lalu disini, tapi saya bingung tidak bisa merangkai kata untuk berbicara sama pean. Karena saya tahu kalau pean tidak memegang Hp. Sekali lagi maaf.

Memangnya ada apa Dian…? Ucap Andi lagi. Dengan penuh penasaran melihat wajah Dian yang sudah meneteskan air mata.

“saya dulunya pernah beprasangka buruk kepada pean kalau pean ganti nomer, tapi ternyata Hp pun pean gk ada di tangan pean saat ini, emang dimana Hp Pean? Tanya Dian dengan wajah belum berseri di mata Andi.

“maaf Dian, sekali lagi maaf. Hp saya hilang, selama ini saya tidak bisa ngabarin pean, disamping itu, juga belum hafal nomer pean waktu di bandung. Kata Andi dengan nada meyakinkan.

“ya tidak apa-apa kok, saya juga minta maaf, kita tidak usah pikirkan hal itu lagi, Tuhan tidak tidur kok, pasti pean dapet ganti yang lebih barokah lagi, dengan serempak mereka berkata AMIN… mari kita mulai latihan, pean dulu ya… !! ucap Dian dengan menyimpan rahasia.

Akhirnya Andi melantunkan sajak-sajak puisinya di depan sahabat yang selalu mensuportnya itu. Dengan penuh haru dan terinspirasi Andi membaca baris demi baris bait demi bait dengan judul SAHABATKU akhirnya derai air mata Andi menghentikan puisi itu.

support dan pemberian penilaian secara spontas dari Dian pun dilontarkan.

SELAMAT ya Andi…. Pean benar-benar telah juara, ini piala penghargaan buat pean. Dengan tulisan “Juara 1 MTQ tingkat remaja sabtu, 12-02-2014” pada bawah piala itu,

Andi penuh kagetan….

Dian pun menceritakan dari awal dia menghubungi sampai saat itu..


Singkat cerita, , Andi pun paham. Akhirnya Andi pun mengajak Dian ke toga mas dan gramedia untuk belanja buku bacaan. Sebagai hadiah dan kenangan keberhasilan. SEKIAN……..
Share this article :

+ komentar + 2 komentar

7 Mei 2015 pukul 21.19

Kayaknya cerita ini memuat pengalaman pribadi ya mis

17 September 2015 pukul 23.31

Ini bukan pengalaman pribadi, karena terdapat banyak tokoh di dalamnya.

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger