IBNU KHALDUN

Sabtu, 25 Oktober 20140 komentar

IBNU KHALDUN

IBNU KHALDUN - Selama abad petengahan (abad 5-15) ahli Injil mendominasi pemikiran Eropa. Para pemikir Eropa masih berkutat pada pencarian hakikat manusia, yakni sekitar pertanyaan asal manusia dan perkembangan cultural. Mereka menjawab pertanyaan ini dengan jawaban masalah kepercayaan religious dan mengajukan ide bahwa keberadaan manusia dan semua peradaban manusia adalah ciptaan Tuhan. Jawaban tersebut sangat teologis meskipun sudah ada keterbukaan berpikir dibandingkan dengan masa gelap Eropa.
Sebagaimana diketahui pemikir teologi Gereja mendominasi Eropa abad gelap. Sisi lain yang mempengaruhi pemikir eropa adalah buah eksplorasi mereka ke dunia Timur. Mulai abad 14, penjelajah Eropa mencari kekayaan di tanah baru yang memberikan gambaran tentang kebudayaan eksotis yang mereka temui pada perjalanan mereka di Asia, Afrika dan Amerika. Tetapi penjelajah-penjelajah ini tidak memahami bahasa-bahasa di mana mereka datang dan mereka membuat penelitian singkat san sistematis.
Pada abad 14 Ibn Kaldun menulis sejarah universal yang mengungkapkan secara luar biasa mengenai kemampuan pembelajaran dan kemampuan yang tidak biasa dari Ibn Khaldun yang menyusun teori umum untuk perhitungan perkembangan politik dan social selama berabad-abad. Dia adalah seorang sejarawan muslim satu-satunya yang menyarankan alasan social dan ekonomi bagi perubahan sejarah. Ibn Khaldun mengangkat rasionalitas untuk menganalisa fenomena sosial. Sikap tersebut selanjutnya diaplikasikan dalam menginterpretasi sejarah.
Biografi Singkat Ibn Khaldun
Ibn Khaldun merupakan pemikir dari dunia Arab, di saat dunia Arab mengalami kemandegan. Ibn Khaldun yang bernama lengkap Abu Zaid Abd-Ar-Rahman Ibn Khaldun, seorang sajarawan besar Islam pada abad pertengahan. Ibn Khaldun dilahirkan pada 27 Mei 1332 (1 Ramadhan 732 H) di Tunis.[1]
Keluarga Ibn Khaldun berasal dari Hadramaut dan masih memiliki keturunan dengan Wail Bin hajar, salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW. Ibn Khaldun yang terlahir dari keluarga Arab-Spanyol sejak kecil sudah dekat dengan kehidupan intelektual dan politik.
Ibn Khaldun wafat pada tanggal 26 Ramadhan 808 H (16 Maret 1406M), tak lama stelah ditunjuk keenam kalinya sebagai hakim. Dia dikebumikan di kawasan pemakaman orang sufi di Kairo.
Posisi Sejarah dalam Pemikiran Ibn Khaldun
Untuk mengetahui posisi sejarah dalam teori Ibn Khaldun, kita harus memahami dulu definisi sejarah yang diberikannya. Ibn Khaldun melihat ada dua sisi dalam bangunan sejarah, yakni sisi luar dan sisi dalam.[2]
Dari sisi luar, sejarah itu tidak lebih dari rekaman perputaran kekuasaan pada masa lampau.[3] Tapi jika ditilik secara mendalam, maka sejarah adalah suatu penalaran kritis dan usaha yang cermat untuk mencari kebenaran; suatu penjelasan yang cerdas tentang sebab-sebab dan asal-usul segala sesuatu; suatu pengetahuan yang mendalam tentang bagaimana dan mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi. Oleh karena itu sejarah berakar dalam filsafat (hikmah), dan sejarah pantas dipandang menjadi bagian dari filsafat itu.
Dengan mempertautkan sejarah kepada filsafat, Ibn Khaldun tampak juga mengatakan sejarah memberikan inspiratif dan intuitif kepada filsafat, sedangkan filsafat menawarkan kekuatan logic kepada sejarah. Maka dengan dibekali logika kritis seorang sejarawan akan mampu menyaring dan mengkritik sumber-sumber sejarah, tulisan maupun lisan, sebelum ia sampai kepada proses penyajian final dari penyelidikannya.[4]
Muqaddimah
Hampir semua kerangka konsep pemikiran Ibnu Khaldun tertuang dalam al-muqadddimah. Di al-muqaddimah tersebut, Khaldun menerangkan bahwa sejarah adalah catatan tentang masyarakat manusia atau perdaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi, perihal watak manusia, seperti keliaran, keramah-tamahan, solidaritas golongan, tentang revolusi, dan pemberontakan-pemberontakan suatu kelompok kepada kepada kelompok lain yang berakibat pada munculnya kerajaan-kerajaan dan negara-negara dengan tingkat yang bermacam-macam, tentang pelbagai kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun kegiatan mereka dalam ilmu pengetahuan dan industri, serta segala perubahan yang terjadi di masyarakat.
Khaldun bahkan memerinci bahwa ekonomi, alam, dan agama merupakan faktor yang memengaruhi perkembangan sejarah. Meski punya pengaruh, faktor ekonomi, alam dan agama bagi Khaldun bukan satu-satunya faktor yang menentukan gerak sejarah. Ilmu lain inilah yang diistilahkan Ibn Khaldun sebagai kultur.
Ilmu kultur bertugas mencari pengertian tentang sebab-sebab yang mendorong manusia bertindak, disamping melacak pemahaman tentang akibat-akibat dari tindakan itu, yaitu seperti tercermin dalam peristiwa-peristiwa sejarah. Tujuan terakhir yang hendak diraih dengan bantuan ilmu kultur dalam peristiwa sejarah adalah ialah aktualisasi kebahagiaan dan kebaikan bersama melalui tindakan dan kebijkan politik.
Teori siklus gerak sejarah sebagaimana yang dia pikirkan didasarkan pada adanya kesamaan sebagian masyarakat satu dengan masyarakat yang lain. Teori ini sebenarnya merupakan tafsir atas pemikiran Khladun, Khladun sendiri sebenarnya tidak menyampaikannya secara eksplisit. Satu hal yang disampaikan Khaldun secara eksplisit adalah pemikirannya tentang sejarah kritis.
Hal ini sejalan dengan pengertian Sejarah Universal (atau dunia) yang menginginkan pemahaman atas keseluruhan pengalaman kehidupan masa lampau manusia secara total untuk melihatnya pesan-pesan perbedaan pada pesan yang berguna bagi masa depan.
Dua masalah yang mendominasi penulisan sejarah universal, pertama ketersediaan kuantitas bahan dan keberagaman bahasa di mana di dalamnya tertulis mengimplikasikan bahwa sejarah universal mengambil bentuk kerja kolektif atau menjadi sejarah tangan kedua. Kedua, prinsip dari seleksi yang dihubungkan dengan pemilihan studi untuk membentuk taksonomi sejarah yang sesuai. Unit-unit tersebut secara geografis (misal benua), periode, tahap perkembangan atau struktur, peristiwa penting, saling berhubungan (misalnya komunikasi, perjuangan bagi kekuatan dunia, atau perkembangan sistem ekonomi dunia), peradaban atau kebudayaan, kekaisaran dan negara bangsa, atau komunitas terpilih. Sejarah universal telah ditulis terutama oleh sejarawan Barat atau sejarawan dari Asia Barat termasuk Ibnu Khaldun.[5]
Di al-muqaddimah, Khaldun menerangkan bahwa sejarah adalah catatan tentang masyarakat manusia atau perdaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi, perihal watak manusia, seperti keliaran, keramahtamahan, solidaritas golongan, tentang revolusi, dan pemberontakan-pemberontakan suatu kelompok kepada kepada kelompok lain yang berakibat pada munculnya kerajaan-kerajaan dan negara-negara dengan tingkat yang bermacam-macam, tentang pelbagai kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun kegiatan mereka dalam ilmu pengetahuan dan industri, serta segala perubahan yang terjadi di masyarakat.

[1] Fuad Baali dan Ali Wardi. 1989Ibn Khaldun dan Pola Pemikiran IslamJakarta: Pustaka Firdaus. hlm. 9.
[2] Lembaga Studi Islam dan Pengembangan Masyarakat. Kontribusi Pemikiran Ibn Khaldun. Yogyakarta: LSIPM. hlm. 13.
[4] Ibid. hlm. 14
[5] Lembaga Studi Islam dan Pengembangan Masyarakat. op.cit. hlm. 19
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger